Jumat 15 May 2015 14:24 WIB

Duka Cita Rasulullah Jelang Isra Miraj (2)

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah adalah teladan dalam segala hal.
Foto: 4shared.com
Rasulullah adalah teladan dalam segala hal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak begitu lama setelah wafatnya Abu Thalib, Rasulullah kembali mengalami duka cita. Istri tercintanya, Sayyidah Khadijah al-Kubra, wafat pada usia sekitar 65 tahun.

KH. Zakky Mubarak menuturkan, Khadijah adalah satu-satunya istri Nabi yang mendampingi perjalanan panjangnya dalam suka duka, sejak Nabi berusia 25 tahun. Sayyidah Khadijah adalah istri yang sangat setia, ia mengorbankan segala apa yang dimilikinya bagi kejayaan Nabi dan agamanya.

Khadijah al-Kubra memiliki andil yang sangat besar dalam mengantarkan Rasululullah dan agamanya ke gerbang kesuksesan dan kejayaan. Ketika Rasulullah begitu bimbang dan ketakutan selepas turunnya wahyu pertama, beliaulah yang menenangkan Muhammad. Pun ketika firman Allah lama tak turun menyapa beliau.

Betapa agungnya kasih sayang Nabi terhadap istrinya sehingga beliau mengatakan, “Allah tidak menggantikan bagiku seorang istri seperti Khadijah. Ia orang yang pertama kali beriman, ketika semua orang mendustakan agamaku. Ia seorang yang paling mengasihi dan mencintaiku, ketika orang-orang membenciku. Ia pula yang mengorbankan segala apa yang dimilikinya demi kebesaran agamaku”.

Dikisahkan  oleh KH. Zakky Mubarak, peristiwa wafatnya dua orang yang amat dicintai Nabi akhir zaman itu, menandai terjadinya permulaan dari “tahun dukacita”. Tahun kesedihan dan kesengsaraan yang dirasakan Nabi, keluarga dan para sahabatnya yang sangat setia.

Sebaliknya orang-orang kafir Quraisy bagaikan mendapat angin, mereka bisa bertindak seenaknya kepada Nabi karena dua orang yang melindunginya telah tiada. Hinaan, cemoohan dan cercaan silih berganti mereka timpakan kepada Nabi yang mulia itu, hari demi hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement