Ahad 10 May 2015 18:00 WIB

Manajemen yang Baik Makmurkan Masjid

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Masjid Kauman
Foto: tambi
Masjid Kauman

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Manajemen masjid yang baik harus bisa memberikan tempat terbaik bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah maupun kegiatan sosial kemasyarakatan. Karena itu, peran takmir masjid harus ditingkatkan sehingga bisa menciptakan kemakmuran masjid.   

Demikian ditandaskan Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo mengemukakan hal itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Triyono, Asisten Sekretaris  II pada pembukaan pelatihan dai, khotib, dan takmir masjid se Kulonprogo di Wates, Ahad (10/5). Pelatihan diikuti 300 peserta yang terdiri dai, khotib dan takmir masjid.   

"Kini saatnya menguatkan sistem manajemen masjid sehingga daoat tercipta kemakmuran masjid di seluruh Kabupaten Kulonprogo," kata Hasto.

Dijelaskan Hasto, dai memiliki peran untuk mengajak orang untuk senantiasa taat kepada perintah Allah SWT. Seorang dai harus sudah menguasai ilmu agama. "Dengan menguasai ilmu agama dengan baik, seorang dai akan menjadi panutan segenap umat. Ini tugas yang tidak ringan," kata Hasto.

Sedang khotib, memiliki tugas menyampaikan khotbah Jumat. Karena itu, khotib harus menguasai ilmu agama dan bisa dicerna jamaah yang selanjutnya bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua Panitia, R Arintaka mengatakan, pelatihan ini untuk membekali para dai, khotib dan takmir masjid se Kabupaten Kulonprogo. Harapan adanya pelatihan, kata Arin, para dai, khotib dan takmir masjid bisa menyampaikan ilmunya kepada masyarakat agar kondisi masyarakat lebih baik dari kemarin. Sebelumnya, masyarakat belum melaksanakan shalat lima waktu, dari masjid sepi menjadi lebih makmur dan sebagainya.

Intinya kegiatan ini, kata Arintaka, untuk mendukung pemerintah menangkal faham-faham sesat dari luar. Saat ini, pemerintah sedang menyoroti terorisme, ISIS, syiah dan lain-lain. Dalam materi pembekalan semua ada, sehingga para dai, khotib, dan takmir masjid mengetahui aliran-aliran apa saja yang tidak boleh diikuti. "O ini tho, Islam yang harus diikuti," kata Arintaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement