REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–-Dewan Masjid Indonesia (DMI) meminta agar warga tidak berlebihan menanggapi fenomena mata air yang keluar di Masjid Al-Huda, Desa Rancamahi, Kecamatan Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Jangan sampai menyakini air tersebut berkhasiat dan dapat menyembuhkan penyakit.
Hal demikian, menurutnya, merupakan fenomena alam tersebut bisa terjadi di mana saja, termasuk di perumahan biasa. Dugaaan lainnya, kemungkin ada pipa bocor atau ada memang ada sumber air. Bila air tersebut diambil disertai dengan keyakinan adanya kekuatan di balik air tersebut, maka berpotensi pada syirik. "Boleh diambil dan dimanfaatkan tetapi jangan sampai berbuat syirik," kata Sekertaris Bidang Dakwah DMI, Ahmad Yani saat dihubungi Republika, Senin (27/4).
DMI meminta agar pengurus masjid setempat memberikan edukasi dan sosialisasi ke warga bahwa air tersebut sama dengan air pada umumnya. Selebihya, kata Ahmad, pengurus masjid dapat memanfaatkann air tersebut untuk keperluan wudhu dan sebagainya. "Agar tidak sampai pada unsur kemusyikan,"ujarnya.
Masyarakat Desa Rancamahi, Kecamatan Purwadadi, Subang, Jawa Barat dibuat heboh. Ini setelah Tatang, salah seorang pengurus Masjid Al-Huda, terkejut lantaran lantai masjid basah dan genang air ketika cuaca tidak hujan. Saat Tatang tengah membersihkan air tersebut, tiba-tiba warga yang datang justru menampung air.
Kabar mata air itupun sampai ke penduduk desa sekitarnya. Bahkan masyarakat meyakini mata ar itu dapat meyembuhkan berbagai macam penyakit. Saat ini ratusan warga mengantre untuk bisa mengambil air yang keluar dari lantai Masjid Al Huda itu.
Kondisi demikian dimanfaatkan Tatang untuk meyedikan kotak amal bagi masyarakat yang datang ke masjid itu. Tatang mengaku tidak memungut biaya kepada masyarakat yang berkunjung dan mengambil mata air tersebut.