REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dosen Filsafat Umum Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) berinisial MK dituding melakukan pelecehan terhadap Alquran. MK dituding menginjak-injak Alquran untuk menunjukkan kalau Alquran hanya buku biasa.
Menanggapi peristiwa itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, bila memang peristiwa itu betul terjadi maka Pemuda Muhammadiyah meminta UMSB untuk memberhentikan yang bersangkutan.
"Sikap yang bersangkutan tak bisa ditoleransi karena menghina kitab suci Alquran. Apalagi Alquran merupakan panduan hidup umat Islam," kata Dahnil, Kamis, (23/4).
Alquran, terang dia, adalah panduan hidup umat Islam. Mempelajarinya dengan berbagai pendekatan termasuk hermeunetik atau filsafat tentu tidak masalah.
Tetapi, ujar Dahnil, etika dalam penalaran juga harus tetap dijaga. "Mereka yang belajar filsafat kemudian mencabut etika dalam penalarannya artinya mencerabut tujuan pembelajaran filsafat itu sendiri, yakni memahami sesuatu dengan baik dan benar."
Lebih jauh dari proses dan model pembelajaran Alquran tersebut, yang lebih penting bagaimana menjadikan Alquran sebagai panduan hidup. Kemudian menjalankan hidup dengan nilai- nilai qurani.
Alquran ini, terang Dahnil, jelas berbeda bahkan sangat berbeda dengan buku-buku lain pada umumnya. Makanya salah satu nama lain Alquran adalah Al Furqon yang artinya pembeda.
Itu sebabnya Alquran harus dihormati dan dihargai keberadaan. Menginjak-injak Alquran sama dengan melakukan penghinaan serius.