REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Islam Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menganggap pemberdayaan ekonomi perempuan bukan prioritas utama yang diperlukan umat Islam untuk memberantas kemiskinan. Bahkan, Juru Bicara (Jubir) Muslimah HTI, Iffah Ainurrochmah mengaku program ormasnya tidak terlalu fokus memberdayakan perempuan dari segi ekonomi.
“Kami rasa program pemberdayaan ekonomi perempuan tidak terlalu diperlukan,” ujar Iffah saat dihubungi ROL, Ahad (19/4). Menurutnya, hal yang paling diperlukan oleh perempuan itu berkaitan dengan pandangan utuh mengenai hukum Islam.
Iffah mengaku tidak memungkiri bahwasanya kemiskinan itu bisa mendatangkan kekufuran. Artinya, seseorang bisa terpaksa melakukan hal yang tidak diinginkan jika berada dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Meski begitu, Iffah tetap mengungkapkan penolakannya jika kondisi tersebut akibat perempuan kurang diberdayakan ekonominya.
“Kami tidak setuju jika perempuan dijadikan sebagai pihak yang mengakibatkan kemisikinan,” ungkap Iffah. Hal ini, terangnya, karena posisi utama perempuan dalam Islam itu bukan perentas ekonomi keluarga maupun bangsa. Menurutnya, pihak utama yang memegang peranan itu para pria, bukan perempuan.