REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Badan Amil, Zakat, dan Sedekah (BAZNAS), Didin Hafidhuddin mengatakan, dakwah bagi kaum dhuafa harus mampu memberikan solusi. Seperti misal, kesulitan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi.
"Dakwah itu harus dilakukan berdasarkan kebutuhan sasaran dakwah atau madhu. Kalau dakwah untuk orang kaya berarti bagaimana menyuruh mereka lebih memiliki sifat kedermawanan. Tetapi kalau dakwah untuk kaum dhuafa saya kira menjelaskan tentang sifat-sifat baik seperti kesabaran juga harus memberi solusi bagi masalah yang dihadapi mereka," ujar Kiai Didin kepada ROL, Jumat (17/4).
Kiai Didin menjelaskan, jika pada saat melakukan dakwah, para dai menemukan kaum dhuafa yang anaknya tidak bisa bersekolah. Maka, dengan dakwah tersebut seharusnya sang anak bisa dibiayai oleh dai yang bekerjasama dengan lembaga filantropi yang ada ataupun jamaah masjid. Sehingga dengan demikian maka anak-anak dhuafa dapat bersekolah.
Begitupun jika ada kaum dhuafa yang memiliki keterampilan atau keahlian namun tidak memiliki modal. Maka, dakwah harus mengantarkan bagaimana dhuafa tersebut bisa mendapatkan modal sehingga ada peningkatan ekonomi.
Untuk itu, ia mengusulkan agar ada kerjasama antara para dai dan lembaga filantropi. Hal ini agar dakwah untuk kaum dhuafa tidak hanya bersifat lisan saja melainkan juga dilakukan dengan hal-hal yang dibutuhkan dhuafa.
Sebenarnya sduah ada cuma belum menyeluruh. Lembaga zakat sudah melakukan pemberian modal dan lain lain dan disertai dakwah oleh mereka. Tapi belum masif dan terorganisir," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
