Selasa 29 Nov 2016 23:14 WIB

MUI Gelar Jakarta International Islamic Conference

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menyelenggarakan acara Jakarta International Islamic Conference (JAIIC) di Hotel Mercure, Jakata pada Selasa (29/11). Acara tersebut mengusung tema 'Tantangan dan Solusi Dakwah Islam di Berbagai Ibukota Negara'. Ulama-ulama dari 16 negara menghadiri acara tersebut untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi umat Islam di dunia baru-baru ini.

Ketua Panitia JAIIC, Dr H Robi Nurhadi mengatakan, melalui JAIIC akan mencari tahu bagaimana umat Islam di berbagai ibukota negara merespons globalisasi. Bagaimana para ulama dan masyarakat Muslim menghadapi penetrasi dunia digital yang tidak bisa dielakkan lagi. Bagaimana merespons arus informasi terkini seputar kondisi Islam yang dahsyat dan melimpah ruah.

"Strategi dakwah seperti apakah yang seharusnya dilakukan para ulama guna memajukan umat Islam di masing-masing negaranya," kata Robi kepada Republika.co.id, usai membuka acara JAIIC pada Selasa (29/11) malam.

Ia menerangkan, pertanyaan-pertanyaan tersebut penting dibahas dan dijawab oleh para tokoh agama, ulama dan pendakwah. Sebab, di ibukota negara mana pun umumnya menjadi melting pot berbagai macam manusia, pemeluk agama, ras dan bangsa. Selain itu, akhir-akhir ini terlihat di berbagai media, fenomena fobia-lslam di barat kerap menjadi isu sentral yang kritis dan mengkhawatirkan.

Dalam konferensi tersebut, ulama-ulama dari 16 ibukota negara akan membedah seputar persamaan, perbedaan dan tantangan yang dihadapi umat lslam. Selain itu akan membahas solusi dan menyebarkan gagasan seputar Islam di ibukota masing-masing negara. Baik secara lokal maupun global.

"Terutama pada isu banyaknya terjadi ketimpangan di kalangan umat lslam ibukota negara masing-masing dalam menghadapi modernitas dan isu-isu Internasional," ujarnya.

Dikatakan dia, selain membahas problem-problem yang dihadapi umat Islam. Di konferensi ini juga akan merumuskan, merekomendasikan dan membuat komunike (forum) bersama perwakilan ulama dari berbagai ibukota negara. Tujuannya, untuk membangun kontribusi dakwah yang positif bagi kemajuan Islam secara khusus dan peradaban manusia di dunia secara umum.

Menurut Robi, konferensi JAIIC merupakan inisiasi pertama dalam sejarah MUl DKI Jakarta. Sebagai upaya memelopori sebuah prakarsa Jakarta untuk pembangunan model dakwah yang moderat. Model dakwah tersebut juga bisa digunakan untuk ibukota dan kota-kota besar di negara lainnya.

Dikatakan dia, prakarsa tersebut akan dirumuskan dan ditandatangani oleh para ulama yang menjadi delegasi dari berbagai negara. Kemudian, akan disosialisasikan ke berbagai negara di dunia secara terus-menerus. "Karena itu, konferensi ini akan mendorong lahirnya forum dunia untuk dakwah yang moderat," ujarnya.

Forum tersebut juga diharapkan akan melakukan konferensi lanjutan secara berkala di lbukota-ibukota negara peserta. Acara JAIIC yang pertama dihadiri perwakilan ulama dari negara Amerika, China, Belanda, Suriah, Australia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Thailand, Sudan, Singapura, Turki, Maroko, Arab Saudi, Yaman dan Libanon. Mereka akan melakukan konferensi di Jakarta sampai 1 Desember 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement