REPUBLIKA.CO.ID, Yaman, negara yang kini tengah dilanda konflik saudara itu merupakan salah satu pusat peradaban Islam. Rasulullah SAW secara khusus memiliki perhatian terhadap negara ini, dengan mengutus sejumlah sahabat untuk berdakwah mengajarkan Islam kepada penduduk lokal, salah satunya ialah saat mengutus Mu’adz bin Jabal.
Salah satu bukti peninggalan kuatnya akar Islam dalam kehidupan masyarakat Yaman, adalah masjid-masjid yang masih bisa ditelusuri jejaknya hingga kini. Masjid tersebut berperan besar sebagai pusat peradaban Islam.Di antara Masjid yang keberadaannya terancam akibat bombardir senjata-senjata berat itu adalah Masjid Al-Jami’ al-Kabir
Masjid yang berlokasi di Kota Shana’a lama ini, fondasi awalnya dibangun sejak masa Rasulullah SAW masih hidup, sekira akhir abad keenam Hijriyah. Masjid ini kemudian diperluas dan dibangun kembali oleh Khalifah Bani Umayyah, al-Walid bin Abd al-Malik dan disempurnakan oleh para khalifah setelahnya. Konon, masjid ini berdiri di atas reruntuhan Istana Ghamdan Bangsa Saba’ yang terkenal di Shana’a.
Pada 2006, peneliti purbakala atas pimpinan pakar arkeologi dari Prancis, Mary Lyne berhasil menemukan katakombe, kuburan bawah tanah, tak jauh dari lokasi masjid ini berada. Asal usulnya pun masih ditelusuri.Beberapa tahun sebelumnya, ketika batu bata di dinding masjid di bongkar, ditemukan 12 mushaf Alquran kuno, salah satunya diklaim tulisan tangan Ali bin Abi Thalib.
Selain itu, peneliti juga menemukan 4 ribu manuskrip Islam yang ditaksir usianya sejak Islam periode awal, termasuk dokumentasi surat-menyurut Dinasti Umayyah. Kini warisan berharga itu tersimpan di perpustakaan masjid. Akankah peninggalan sejarah dan budaya ini akan musnah, minimal porak-poranda, seperti nasib benda bersejarah di pusat-pusat peradaban Islam lainnya seperti di Irak, Suriah, dan Libiya. Usturna ya Rabb