REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Perkembangan bisnis makanan, farmasi dan bioteknologi di Midlands, Inggris, memancing minat Brunei untuk menangkap peluang mengembangkan industri halalnya.
Melalui konsorsium produsen produknya, Brunei BioInnovation Corridor, Brunei akan makin mendiversifikasi pendapatan mereka selain dari gas dan minyak bumi.
Brunei BioInnovation Corridor rencananya akan membangun area bisnis terpadu seluas enam kilometer persegi. Brunei tak mampu menghindari bisnis yang bernilai satu triliun dolar AS per tahun ini.
Beberapa perwakilan dari Brunei bahkan sudah diutus untuk bertemu pejabat dan akademisi di Birmingham.
Konsultan dan penasihat Brunei BioInnovation Corridor dari SQW China Gary Ho mengatakan Brunei tengah mengupayakan kolaborasi internasional untuk pengembangan dan riset, investasi dan teknologi.
Dengan begitu, Brunei BioInnovation Corridor diharapkan bisa tumbuh lebih cepat. Mereka sudah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Cina, Hong Kong, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, juga negara-negara di Regional Amerika Latin dan Eropa.
''Di Inggris kami melihat West Midlands cukup berkembang baik dan kami juga punya banyak proyek di sini,'' kata Ho seperti dikutip Birmingham Post, Sabtu (11/4). Apalagi, Birmingham dan Midlands memiliki populasi warga Asia yang cukup besar.