Jumat 10 Apr 2015 21:22 WIB

DPR Berharap BPIH Tahun Ini Sama dengan Tahun Lalu

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Hazliansyah
Calon Jamaah Haji sedang dianjarkan cara pemakaian kain ikhram di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (25/2).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Calon Jamaah Haji sedang dianjarkan cara pemakaian kain ikhram di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PAN Saleh P Daulay mengatakan hingga saat ini pembahasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) belum selesai. Komisi VIII yakin masih banyak biaya yang bisa dihemat.

"Biaya yang bisa dihemat antara lain biaya penerbangan seiring dengan kecenderungan harga minyak dunia yang terus turun. Setelah Iran dan negara-negara Eropa dan AS menandatangani kesepakatan, minyak dunia turun lagi bahkan mencapai 48-49 dolar AS per barel. Artinya, ada potensi efisiensi 50 persen dari tahun lalu dimana harga minyak dunia pada kisaran 95-100 dolar AS per barel," kata Saleh, Jumat, (10/4).

Selain itu, komisi VIII menilai masih ada potensi penghematan dari sisi pemondokan, katering, transportasi darat, dan beberapa komponen lain seperti pengadaan paspor. Juga biaya rapat-rapat koordinasi.

Dengan kondisi pelemahan rupiah seperti ini, komisi VIII tetap mengharapkan agar BPIH di bawah tahun lalu. Paling tidak, sama dengan tahun lalu pada kisaran Rp 33 juta.

​"Jika sama dengan tahun lalu saja, artinya Komisi VIII telah bekerja cukup maksimal. Mengingat harga kurs dollar yang tetap tinggi sekitar Rp 13 ribu dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 10.500 rupiah," ujar Saleh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement