REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Daftar tunggu (waiting list) keberangkatan haji di Kabupaten Indramayu bertambah panjang.
‘’Kuota untuk tahun 2029 pun sekarang sudah mau habis,’’ ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu Yayat Hidayat, Selasa (7/4).
Ia menyebutkan, calon jamaah haji yang mendaftar tahun ini, harus menunggu diberangkatkan ke Tanah Suci hingga 14 tahun lagi.
Yayat menjelaskan, kuota jamaah haji dari Pemerintah Pusat untuk Kabupaten Indramayu tahun ini sebanyak 1.533 orang. Jumlah itu mengalami kenaikan 48 orang dari kuota tahun sebelumnya yang mencapai 1.485 orang.
Hingga kini, jumlah daftar tunggu calon jamaah haji asal Kabupaten Indramayu seluruhnya lebih dari 20 ribu orang.
Yayat mengatakan, meski tahun ini mengalami kenaikan, namun kuota yang diperoleh Kabupaten Indramayu tetap mengalami pemotongan 20 persen dibandingkan kuota tiga tahun lalu. Pemotongan kuota itu menyusul adanya kebijakan dari pemerintah Arab Saudi.
Menurut Yayat, kuota jamaah haji untuk Kabupaten Indramayu pada tiga tahun lalu sebanyak 1.856 orang. Akibat adanya kebijakan dari pemerintah Arab Saudi, maka kuotanya dipotong menjadi 1.485 orang. Namun tahun ini, kuotanya meningkat menjadi 1.533 orang.
‘’Nanti kalau pemotongan kuota 20 persen dicabut, maka kuota yang sekarang bisa bertambah lagi,’’ terang Yayat.
Yayat menambahkan, calon jamaah haji bisa lebih cepat berangkat ke Tanah Suci jika calon jamaah haji yang ada di urutan atasnya batal berangkat. Pembatalan itu biasanya dengan alasan meninggal dunia, usia uzur atau tidak melunasi pembayaran ongkos naik haji hingga batas waktu yang ditetapkan.
Selain itu, calon jamaah haji yang bisa lebih cepat berangkat adalah yang lansia dan calon jamaah haji yang berperan untuk pendampingan. Misalnya, anak yang mendampingi orang tuanya.
Yayat mengungkapkan, panjangnya daftar tunggu keberangkatan haji di Kabupaten Indramayu dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya, semakin meningkatnya kesadaran umat Islam yang telah memiliki kemampuan terhadap rukun Islam kelima tersebut.
Namun, tambah Yayat, peningkatan kesadaran itu tak berkaitan dengan latar belakang pendidikan. Buktinya, dari seluruh calon jamaah haji yang sudah mendaftar, mayoritas berlatar belakang pendidikan SMP kebawah.
Tak hanya meningkatnya kesadaran berhaji, lanjut Yayat, panjangnya antrian calon jamaah haji juga menunjukkan semakin membaiknya kondisi perekonomian masyarakat.
Dia menyebutkan, para pendaftar haji itu sebagian besar berasal dari kalangan petani. Tingginya harga jual hasil pertanian, membuat tingkat kesejahteraan petani memang meningkat.
Salah seorang calon jamaah haji asal Kecamatan Patrol, Wahyu, mengungkapkan, telah mendaftar haji sejak lima tahun lalu. Dia mengatakan, bisa mendaftar haji setelah hasil panen padi yang diperolehnya selalu dihargai dengan mahal dalam beberapa tahun terakhir.
‘’Alhamdulillah, dari hasil menjual gabah, saya bisa menabung untuk biaya haji,’’ jelas Wahyu.