REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Azrul Tanjung menilai anak muda saat di Organisasi Islam saat ini cenderung tertarik dalam bidang politik. Hal ini menjadi salah satu faktor minimnya wirausahawan muslim muda.
"Kebanyakan anak muda yang berkecimpung di ormas Islam justru berminat ke arah politik," ujar Azrul ketika dihubungi ROL, Selasa (31/3).
Azrul berharap anak-anak muda ini bisa banyak terjun di dunia bisnis. "Berpolitik silahkan tapi bisnis ini tentu perlu ditingkatkan," kata Azrul.
Azrul menjelaskan jika menengok sejarah berdirinya ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) para pendirinya kebanyakan merupakan saudagar. Azrul berkata, pendiri ormas Muhammadiyah, Ahmad Dahlan ada pedagang.
Sementara di NU, ada tiga pilar yang salah satunya yaitu Nahdlatut Tujjar atau sebagai perwujudan pengembangan ekonomi umat. "Nah, ini harus dikembalikan dan ditumbuhkan mulai dari anak-anak muda," kata Azrul.
Azrul berkata, anak muda bisa berbisnis apa saja asalkan halal dan dijalankan dengan syariat Islam. Namun, Azrul berpesan wirausahawan muda juga harus jeli melihat peluang. Azrul juga berharap ormas-ormas Islam memperhatikan hal ini sehingga anak muda tergerak untuk memulai berbisnis.