Ahad 29 Mar 2015 10:15 WIB

Mimpi Besar Jadi Kenyataan

para santri daaqul quran ketapang, tangerang, banten di depan kampus yang megah
Foto: dok.daarul quran
para santri daaqul quran ketapang, tangerang, banten di depan kampus yang megah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PPPA Daarul Quran, M Anwar Sani mengungkapkan, delapan tahun lalu Ustaz Yusuf Mansur, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran sudah memiliki mimpi besar. Padahal, saat itu, Pesantren Daarul Quran baru dirintis di Kampung Bulak Santri, Karang Tengah, Tangerang.

''Subhanallah, delapan tahun lalu Ustadz Yusuf Mansur sudah memiliki mimpi besar. Saat itu Pesantren Daarul Qur’an belum lama dirintis di Kampung Bulak Santri, Karang Tengah, Tangerang,'' ungkap Anwar Sani kepada Republika ketika menghadiri Wisuda Penghafal Alquran di Masjid Raya Bogor, Sabtu (28/3) malam.

Menurut Sani, apa yang Ustaz Yusuf Mansur impikan, kini sudah mewujud. Kampung Qur’an Ketapang sebagai headquarter Daarul Qur’an sudah maujud, bahkan percepatan pembangunan dan penerimaan santri jauh melebihi apa yang menjadi mimpi beliau.

Dulu Ustaz Yusuf Mansur ingin setiap tahun mengaudisi 70 santri, namun saat ini sudah ribuan santri yang mondok di Daarul Qur’an di berbagai provinsi. Walau tidak semua gratis (beasiswa 100 persen), namun sekitar 40 persen santri yang belajar di Daarul Qur’an bersubsidi.

Saat ini pesantren Daarul Qur’an di Bulak Santri yang telah dibangun kelas dan asrama sendiri, diserahkan pengelolaannya kepada masyrakat dan sekarang menjadi Sekolah Dhuha Nasional yang dipimpin Ustadz Rochimuddin.

 

Konsep seribu pondok yang menjadi cita-cita Ustadz Yusuf Mansur juga berwujud dengan berkembangnya Rumah-Rumah Tahifdz di berbagai pelosok Nusantara. Sampai hari ini sudah sekitar 4000-an Rumah Tahfidz di Indonesia.

Santri yang belajar di Rumah Tahifdz rata-rata bebas biaya. Bahkan Rumah Tahfidz juga berkembang sampai di luar negeri seperti Gaza Palestina, Capetown Afrika Selatan, Hongkong, Singapura.

''Insya Allah Rumah Tahfidz juga akan hadir di Filipina, Machedonia dan semoga juga akan terwujud Daarul Qur’an di beberapa wilayah Amerika,'' ungkap Sani penuh syukur.

 

Bukan mimpi biasa yang dimaksud Ustadz Yusuf Mansur, melainkan Dream-Pray-Action. Maknanya, mimpi atau cita-cita dikawal dengan doa dan ibadah kepada Allah SWT serta dikerjakan dengan sebaik-baiknya, maka Allah SWT akan memberi jalan agar terwujud.

Bahkan hari ini Daarul Qur’an bukan hanya memiliki santri yang mondok di Pesantren Daarul Qur’an Ketapang Tangerang, Cikarang, Lampung, Semarang, serta Rumah-rumah Tahifdz saja, namun telah berkembang juga sistem menghafal Al-Qur’an dengan memanfaatkan dunia maya.

Melalui website www.santritahfidz.com sekarang telah terhimpun santri virtual sekitar 20 ribu orang. Sedang melalui Qur’an Call, belajar membaca dan menghafal Qur’an via saluran telepon 500311, saat ini Daarul Qur’an memiliki sekitar 2000 jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement