Selasa 24 Mar 2015 09:00 WIB

Shaffiyah, Perawat Para Mujahid Rasulullah (1)

Rep: c 62/ Red: Indah Wulandari
siluet mujahidah
Foto: muslimgirl.net
siluet mujahidah

REPUBLIKA.CO.ID,Dunia medis di zaman Rasulullah SAW ternyata sudah mengenal peran seorang perawat. Pada saat peperangan, sebagian kaum muslimah yang ikut membantu perang bersama Rasulullah menjadi penolong atau memberikan pengobatan kepada para mujahidin yang terluka.

‎Salah satu yang menjadi penolong dan pemompa semangat dalam peperangan adalah Shaffiyah binti Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab al-Quraisiyayah al-Hasyimiyah.

Dia juga seorang mujahidah, wanita yang sabar, ahli syair yang mulia.  Sebenarnya, Shaffiyah adalah bibi Rasulullah, tepatnya ia saudara perempuan dari Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia juga seorang ibu dari sahabat yang agung, yaitu Zubair bin Awwam.

Shaffiyah tumbuh di rumah Abdul Muthalib, pemuka Quraisy dan orang yang memiliki kedudukan tinggi, terpandang, serta mulai. Ialah yang dipercaya untuk mengurus orang-orang untuk melakukan haji.

Seluruh aktivitas tersebut membekas pada diri Shaffiyah sehingga membentuk kepribadian yang kuat. Ia adalah seorang wanita yang fasih lisannya dan ahli bahasa.

Selain seorang cendikiawan dan penunggang kuda yang pemberani, dia termasuk wanita pertama yang mengimani putra saudaranya yang jujur dan terpercaya, Rasulullah.

Shaffiyah berhijrah bersama putr‎anya yang bernama Zubair bin Awwam untuk menjaga keislamannya. Shaffiyah turut menyaksikan tersebarnya Islam dan turut andil dalam penyebarannya.

Sungguh, jihad merupakan darah dagingnya, oleh karena itu, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan pada hari Uhud untuk menjadi pelopor bagi para wanita yang ikut keluar membantu para mujahidin dan mengobarkan semangat mereka untuk bertempur.

Tatkala takdir Allah menghendaki kaum muslimin terpukul mundur karena pasukan pemanah menyalahi perintah Rasulullah sebagai panglima, maka banyak pasukan yang berpencar. Namun, Shaffiyah seperti yang ditulis dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, tetap berdiri dengan berani, sedangkan di tangannya menggenggam tongkat yang ia pukulkan ke wajah orang-orang yang mundur dari peperangan.

"Kalian hendak meninggalkan Rasulullah?" ujarnya kala itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement