REPUBLIKA.CO.ID,Pada periode kedua kerajaan Saba (sekitar 610-115 SM), penguasa nampaknya mulai menghilangkan karakteristik kependetaannya.
Ma'arib, yang berjarak sekitar enam mil di sebelah timur San'an, dijadikan ibu kotanya. Kota itu berada 3.900 kaki di atas permukaan laut. Ia pernah dikunjungi oleh beberapa gelintir orang Eropa, yang pertama di antaranya adalah Arnaud, Halevy dan Glaser.
Kota itu merupakan titik temu berbagai rute perjalanan dagang yang menghubungkan negeri-negeri penghasil wewangian dengan pelabuhan Mediteranian, terutama Gazza. Alhamdani dalam karyanya Iklil menyebut tiga benteng di Ma'arib, namun konstroksi yang membuat kota itu terkenal adalah bendunga beasa Sadd Ma'rib.
Karya arsitektur yang menakjubkan ini, berikut sarana publik lainnya yang dibangun oleh orang-orang Saba, memberi gambaran kepada kita tentang sebuah masyarakat cinta damai yang sangat maju bukan saja dalam bidang perdagangan, tapi juga dalam bidang teknik. Bagian yang lebih tua dari bendungan itu dibangun pada pertengahan abad ke 7 SM.
Berbagai tulisan menyebutkan Sumhu'alay Yunuf dan putranya Yatsa'amar Bayyin sebagai dua pembangun utamanya, juga menyebutkan pemugaran pada masa Sharahbi-ll Ya'fu (449-450 M) dan Abrahah dari Abissinia (543 M).
Tapi, al-Hamdani dan para penulis setelahnya, yaitu al-Mas'udi, al-Ishfahani, dan Yaqut, menyatakan bahwa yang membangun adalah Luqman ibn Ad, seorang ahli mistik.
Sumber: Saba Dan Negeri-Negeri Lainya, History of The Arab