REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) pertama kali diselenggarakan pada 2001 oleh Pokja Penerbit Buku Islam Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta. Saat itu, jumlah penerbit buku Islam belum banyak, namun Ikapi Jakarta memiliki gagasan untuk membuat sebuah pameran buku khusus untuk buku-buku Islam.
Ketua Ikapi DKI Jakarta, Afrizal Sinaro, menceritakan sepak terjang Ikapi Jakarta saat pertama kali berniat untuk menyelenggarakan IBF. Menurutnya, lahirnya IBF dilatarbelakangi oleh kurangnya nuansa Islami pada pameran-pameran buku kala itu, yaitu Indonesia Book Fair dan Jakarta Book Fair.
“Setelah berdiskusi dengan beberapa penerbit buku Islam, kita sepakat pada 2001 akan mengadakan IBF,” jelas Afrizal, saat bertemu dengan ROL, Rabu (27/2).
Ia menjelaskan, saat itu Ikapi Jakarta juga mendiskusikan istilah atau penamaan yang tepat bagi pameran buku Islam yang akan diselenggarakan. Bahkan, kata dia, ada yang mengusulkan pameran tersebut bernama Pameran Buku Muharram, yang nantinya diselenggarakan setiap tahun baru Islam. Namun akhirnya disepakati nama pameran menggunakan nama umum, yakni Islam, sehingga muncul nama Islamic Book Fair.