Rabu 25 Feb 2015 11:43 WIB

Umat Islam Diminta Perhatikan Mualaf

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Komunitas Mualaf Ceter Indonesia mengadakan acara memungut sampah pada kegiatan car free day, di Bundaran HI, Ahad (16/11).
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Komunitas Mualaf Ceter Indonesia mengadakan acara memungut sampah pada kegiatan car free day, di Bundaran HI, Ahad (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa Anwar Sujana mengatakan, saat ini semakin banyak masyarakat yang menjadi mualaf. Dalam sebulan  jumlahnya mencapai 30 sampai 40 orang.

Umat Islam, kata Anwar, harus memperhatikan nasib para mualaf. Peran mualaf dalam membesarkan Islam sangat besar. Semua sahabat Nabi Muhammad mualaf, kecuali Ali bin Abi Thalib karena sudah masuk Islam sejak umur 11 tahun.

Para mualaf, lanjut Anwar, tak minta diistimewakan dalam mendapatkan haknya berupa zakat. "Mereka hanya ingin diperlakukan cukup adil," katanya, Selasa, (24/2).

Dia bercerita ada seseorang yang masuk Islam. Pada awalnya  dia kaya raya, pemilik saham mayoritas di perusahaan keluarga, tapi karena masuk Islam dia ekonominya diblokir dan jatuh miskin.

Bahkan ia tak memiliki tempat tinggal karena diusir keluarganya. Akhirnya ia tidur dari masjid ke masjid.

"Mualaf seperti ini harus diselamatkan. Makanya lembaga amil zakat harus memberikan zakat ke mereka. Jangan hanya memungut zakat saja tapi penyalurannya sesuka diri mereka," kata Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement