Ahad 22 Feb 2015 11:22 WIB

Pesantren Wadah Penciptaan Wirausaha Baru

Suasana di pesantren Raudhatul Mahfufin, Pesantren tunanetra di Serpong Tangesl.
Foto: Foto: Wilda
Suasana di pesantren Raudhatul Mahfufin, Pesantren tunanetra di Serpong Tangesl.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok pesantren di berbagai provinsi di Indonesia dituntut dan diharapkan ikut berperan serta untuk menciptakan wirausaha muda mandiri dari para santrinya.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso Budi Susetyo mengatakan, pihaknya mendorong lebih banyak lembaga pendidikan dan pondok pesantren di Indonesia yang terlibat aktif dalam upaya penciptaan wirausaha muda.

"Untuk itu, kami bekerja sama dengan banyak pihak salah satunya dengan memberikan pendidikan dan pelatihan berwirausaha aplikatif kepada para santri dengan narasumber pengusaha sukses di bidangnya," kata Prakoso.

Materi yang disampaikan, kata dia, juga akan disesuaikan dengan kurikulum yang ada di pesantren sehingga dapat langsung diimplementasikan di pesantren tersebut. Pihaknya sudah bekerja sama dengan Bank Mandiri melalui PKBL. Bank tersebut mengembangkan program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) goes to pesantren.

Sepanjang 2015, pesantren di empat kota dijadwalkan menjadi sasaran pelatihan yakni di Medan (Pesantren Al-Kautsar), Makassar (Pesantren Immim), Lamongan (Pondok Pesantren Sunan Drajat), dan Pati (Pesantren Raudlatul Ulum).

"Di pesantren-pesantren itu akan dilakukan workshop kewirausahaan dengan materi yang spesifik mengenai peluang usaha yang sesuai dengan potensi di lingkungan sekitar pondok pesantren," katanya.

Menurut dia, potensi pesantren sangat besar sebagai wadah penciptaan wirausaha baru mengingat pesantren merupakan salah satu segmen yang memiliki akar kuat di kalangan masyarakat di Tanah Air.

"Saat ini ada ribuan pesantren di Indonesia yang melahirkan santri dengan bekal agama yang cukup. Namun, hanya beberapa saja yang siap turut membangun ekonomi bangsa karena tidak ada materi dan fasilitas pendukung. Ini sebenarnya potensi yang besar," katanya.

Prakoso justru prihatin ketika dalam beberapa waktu terakhir isu negatif justru berkembang menerpa pesantren yang dianggap sebagai tempat pendidikan radikal, agresif, dan tertutup bagi dunia luar, bahkan dianggap sulit menerima perubahan. Oleh karena itu, pihaknya ingin pesantren lebih menunjukkan perannya dalam perekonomian bangsa, terutama menjadi wadah penciptaan wirausaha baru yang mandiri dan tangguh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement