Sabtu 14 Feb 2015 14:00 WIB

Menag: Feminisme Barat tidak Sejalan dengan Islam

Rep: C14/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPD RI di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/2).  (Republika/Agung Supriyanto)
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPD RI di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, perlunya umat Islam berpandangan kritis dan seimbang terhadap ide-ide gender dari Barat.

"Islam menempatkan perempuan sejajar dengan laki-laki. Perempuan juga tidak dilarang beraktivitas sosial di luar rumah. Namun, juga melarang perempuan hanya menjadikan keluarga sebagai status belaka," jelas Menag Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (14/2) di Bekasi.

Hal itu disampaikan dia saat memberikan sambutan rapat kerja tingkat tinggi organisasi Muslimah sedunia, International Muslim Women Union (IMWU), di Kampus Universitas Islam Asy-Syafi'iyah, Pondok Gede, Bekasi.

Menag melanjutkan, ide feminisme Barat sama sekali tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Dalam Islam, keadilan yang dicari baik untuk Muslim maupun Muslimah merupakan jalan tengah yang tidak abai akan hak dan kewajiban masing-masing.

"Oleh karena itu, gerakan kesetaraan gender atau emansipasi mesti selaras dengan nilai Islami. Feminisme Barat, misalnya, itu tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam," kata mantan wakil ketua MPR ini.

Terakhir, Menag juga menegaskan peran penting kaum perempuan sebagai 'ibu' peradaban dunia. Menurut Menag, selalu terjadi dalam tiap lahirnya peradaban dunia, mencuatnya peranan kaum perempuan.

"Ada perempuan di belakangnya (kelahiran sebuah peradaban). Saya ingat, sebuah ungkapan. 'Perempuan adalah tiang negara. Bila perempuan rusak, rusaklah negaranya. Dan bila perempuan baik, baiklah negaranya'," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement