Rabu 11 Feb 2015 17:21 WIB

Umrah Murah Bisa Timbulkan Money Games

Rep: c 83/ Red: Indah Wulandari
Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Artha Hanif berbincang bersama awak redaksi Harian Umum REPUBLIKA di Jakarta Selatan, Rabu (28/10).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Artha Hanif berbincang bersama awak redaksi Harian Umum REPUBLIKA di Jakarta Selatan, Rabu (28/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Tawaran harga paket umrah murah dikhawatirkan menimbulkan semacam money games.

“Yang dikhawatirkan dengan keberadaan paket umrah murah, yakni produk olahan yang tidak sesuai dengan struktur pembiayaan,” ujar Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif, Rabu (11/2).

Pembiayaan yang dimaksud terkait pesawat, hotel, dan lainnya. Selain itu, ujarnya, travel murah tersebut bisa melakukan money games. Modusnya mendaftarkan 100 ribu orang,namun yang diberangkatkan hanya 10 ribu orang saja.

“Itu  artinya ada pengelolaan dana yang berjalan tidak sesuai dengan nilai syariat,” cetus Artha.

Untuk itu, ia memandang perlunya dilakukan kajian secara serius terkait adanya kemungkinan praktek money games tersebut dengan melibatkan semua lapisan masyarakat.

"Ada indikasi pengelolaan dana yang tidak transparan yang dikhwatirkan akan mengakibatkan kerugian pada jamaah berikutnya," katanya.

Dengan menjual biaya paket murah ini, travel tidak akan dirugikan.  Namun, yang merasa dirugikan justru masyarakat yang antrean akhir.

Ia menambahkan, untuk biaya minimal umrah bintang tiga paling tidak senilai 1.650 dolar AS atau sekitar Rp 21 juta. Dengan harga ini, travel memperoleh keuntungan yang pantas dan masyarakat tidak terlalu dibebani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement