Jumat 06 Feb 2015 19:56 WIB
Kontroversi Valentine

Orang Tua Jangan Abai Soal Hari Valentine

Rep: c09/ Red: Agung Sasongko
Perayaan hari Valentine terlarang bagi umat Islam. (ilustrasi)
Perayaan hari Valentine terlarang bagi umat Islam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyerukan agar orang tua menambah perhatian ekstra terhadap anak-anak mereka menjelang perayaan hari valentine yang jatuh pada 14 Februari mendatang. Pasalnya, kemungkinan anak terjerumus terhadap pergaulan bebas semakin terbuka luas.

Juru Bicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah, mengatakan, orang tua memiliki tanggung jawab untuk membekali anak-anak dengan nilai kebenaran, yakni nilai agama. Orang tua tidak boleh lalai dan abai terhadap perkembangan-perkembangan di luar.

“Orang tua sibuk tidak boleh menjadi alasan, harus over control,” jelasnya kepada ROL, Jumat (6/2).

Ia mengaku pengaruh budaya Barat semakin memprihatikan dan membuat orang tua khawatir. Selama ini orang tua pasti selalu memberi pengertian pada anak-anak mereka agar menjauhi perbuatan negatif, namun anak-anak akan dihadapi dengan kenyataan yang berbeda ketika berada di luar rumah.

“Begitu anak ke supermarket, disediakan kondom, padahal di rumah sudah diajari yang baik,” kata Iffah.

Sulitnya orang tua memonitor anak, tambah Iffah, jelas harus dibantu oleh kebijakan pemerintah yang tidak membiarkan pemikiran yang merusak anak muda semakin berkembang. Kebijakan tersebut bisa berupa sanksi bagi pelaku bisnis yang memanfaatkan kecenderungan anak muda untuk mengikuti arus budaya barat.

HTI sendiri terus melakukan kampanye untuk memerangi valentine dengan membuat buletin dan mengadakan kajian-kajian menjelang valentine untuk mengajak remaja-remaja agar tidak ikut merayakan hari kasih sayang tersebut dengan beragam bentuk perayaannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement