Jumat 14 Feb 2025 07:06 WIB

Asal Usul Valentine Day dan 4 Ayat Alquran yang Tegaskan Makna Cinta

Perayaan Hari Valentine sudah menjadi sebuah fenomena global.

ILUSTRASI Karangan bunga dengan hiasan boneka dibuat untuk pemesan pada momen hari valentine.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
ILUSTRASI Karangan bunga dengan hiasan boneka dibuat untuk pemesan pada momen hari valentine.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap 14 Februari sebagian orang merayakan hari Valentine atau yang disebut hari kasih sayang. Namun bagaimanakah sejarah perayaan hari tersebut?

Dikutip dari buku Fiqih Kontemporer karya Abu Ubaidah Yusuf, ribuan literatur yang berupaya menggali sejarah awal Hari Valentine masih berbeda pendapat.

Baca Juga

Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Valentine ini, dan yang paling populer adalah kisah dari Valentinus yang diyakini hidup pada masa Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M.

Namun, kisah ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau menilik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (penyembahan dewa-dewi) Romawi Kuno.

Waktu itu, ada sebuah perayaan yang dikenal dengan nama Lupercalia. Di dalamnya terdapat rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13–18 Februari). Dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta ‘Juno Februata’.

Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu, setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan objek hiburan.

Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama paus atau pastor.

Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantinus dan Paus Gregorius I. Kemudian agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement