Jumat 06 Feb 2015 14:01 WIB
Kontroversi Valentine

IKADI Himbau Masyarakat tak Rayakan Valentine

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum PP IKADI K.H Ahmad Satori Ismail
Foto: Republika/Agung
Ketua Umum PP IKADI K.H Ahmad Satori Ismail

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dai Indonesia (IKADI) menghimbau masyarakat Muslim Indonesia tidak merayakan hari valentine yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Pasalnya, hal itu tidak ada dalam ajaran islam.

"Perayaan valentine di dalam Islam tidak pernah ada. Umat Islam dihimbau untuk tidak ikut-ikutan," ungkap ketua umum IKADI Prof Dr Ahmad Satori Ismail pada Republika, Jumat (6/2).

Menurut doktor dari Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, Islam mewajibkan umatnya untuk saling mengasihi dan menyayangi semua makhluk, kapan pun dan di manapun bahkan terhadap hewan dan seluruh alam.

Untuk itu, kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, tidak ada makna hari kasih sayang dan lainnya. Apalagi dengan munculnya penjualan coklat berhadiah kondom.

Hal ini jelas Kyai sangat mengarah pada hal tidak baik. Bahkan dapat merusak bangsa. "Itu menjurus pada sex bebas," ujarnya mengingatkan.

Melihat hal tersebut, Kyai Satori menghimbau MUI untuk segera mengambil tindakan dengan membentengi umat Islam secara agresif.

Karena penjualan coklat berhadiah kondom ini sangat merusak aqidah, ibadah, moral dan lainnya. "Ini pengikisan terhadap ajaran-ajaran islam dan pendangkalan aqidah," jelas Satori.

Karena itu. selain meminta MUI membentengi umat Islam, IKADI juga mengajak seluruh umat Islam untuk mengantisipasi hal ini. Serta mulai untuk membentengi diri sendiri dan membekali generasi muda terhadap ajaran Islam sejak dini.

"Kita harus membentengi anak kita sejak dini, supaya mempunyai aqidah yang kuat. Jadi. orang tua harus mencontohkan hal baik pada anak mereka," kata Satori menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement