REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kota Banda Aceh menggandeng Pasific Asia Travel Asosiation (PATA) guna mengembangkan potensi pariwisata Islami di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Kami berharap dengan menggandeng asosiasi perjalanan wisata Asia Pasifik ini, pariwisata Islami yang sedang dikembangkan di Banda Aceh bisa menjadi lebih maju lagi," kata Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Kamis (5/2).
Hj Illiza mengatakan nota kesepakatan dengan PATA akan ditandatangani pada 15 April 2015. Penandatanganan tersebut turut mengundang berbagai media massa, tokoh pebisnis Aceh maupun pengusaha nasional. Wali Kota menjelaskan konsep pariwisata yang akan dikembangkan bersama PATA adalah konsep yang menitikberatkan kepada penegakan syariat Islam.
Selain itu, pariwisata yang akan dikembangkan nantinya merujuk kepada konsep menjadikan Banda Aceh sebagai miniatur Kota Mekkah di Indonesia, sehingga wisatawan bisa melihat peradaban Islam di Aceh. Menurut Hj Illiza Saaduddin Djamal pengembangan sektor pariwisata tersebut akan berjalan beriringan dengan penegakan syariat Islam. Dengan demikian konsep wisata ini akan memberikan manfaat ganda bagi Banda Aceh.
"Syariat Islam di Aceh adalah amanah konstitusi. Jadi, pembangunan Banda Aceh, termasuk pengembangan pariwisata, harus berlandaskan syariat Islam, tidak berbenturan satu sama lain," kata Wali Kota Banda Aceh. Adanya syariat Islam di Aceh, lanjut dia, membedakan provinsi ujung barat Indonesia tersebut dengan daerah lain, sehingga Kota Banda Aceh bisa menjadi destinasi wisata Islami di Indonesia.
"Kami yakin pariwisata Kota Banda Aceh akan semakin berkembang pesat. Pariwisata ini akan sejalan dengan penegakan syariat Islam," kata Hj Illiza Saaduddin Djamal.