Rabu 04 Feb 2015 12:31 WIB

Dompet Dhuafa Siapkan Program Atasi Kemiskinan di Yogyakarta

Rep: c67/ Red: Agung Sasongko
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dompet Dhuafa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Diskusi dan Public Expose tentang sinergi bersama pengentasan kemiskinan di DIY. Diskusi ini merupakan bentuk tanggujawab Dompet Dhuafa dalam ikut mengurangi kemiskinan di DIY.

Manajer Program Dompet Dhuafa, Bambang Edy Prasetyo mengatakan,  kerjasama yang dilakukan Dompet Dhuafa dengan masyarakat merupakan sebuah tanggungjawab. Terutama terkait dengan penanganan kemiskinan.

Dengan dana Rp 3,4 miliar yang didapatkan Dompet Dhuafa, kata Bambang, diharapkan mampu mengurangi kemiskinan di DIY melalui program yang sudah ada. "Harapannya bisa dirasakan masyarakat," ujar Bambang dalam sambutannya di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (4/2).

Dari diskusi ini, Bambang mengharapkan bisa didapatkan strategi bersama dalam penanganan kemiskinan. Sehingga, kedepannya penanganan kemiskinan bisa lebih tepat.

Mengenai program penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa, lanjut Bambang, dengan dana Rp 3,4 miliar dari masyarakat kepada berbagai bentuk yaitu pendidikan. Selain itu juga disalurkan melalui pemberdayaan, sosial, ekonomi dan kesehatan.

Sementara itu, Iswantoro perwakilan dari Pemerintah Provinsi DIY yang membacakan teks dari Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan kemiskinan merupakan salah musuh terbesar. Pasalnya, kemiskinan memiliki dampak yang besar.

"Dimana kemiskinan bisa banyak sebab ada karena kurangnya lapangan pekerjaan dan juga sistem," katanya.

Ironisnya, lanjut Iswantoro, kemiskinan saat ini tidak hanya dirasakan oleh orang tua. Namun, kemiskinan sudah dirasakan sampai level anak-anak. Hal itu dikarenakan anak harus membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan dengan menjual koran dan ngamen.

Dengan begitu, kata Iswantoro, anak tersebut terpaksa harus putus sekolah. Kondisi ini, menurut Iswantoro, sangat memperihatinkan. Sehingga perlu penanganan yang tepat.

Ia menjelaskan, pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu cara dalam penanganan kemiskinan. Dengan pemberdayaan masyarakat keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan.

Kemudian, pemberdayaan kelompok, Iswantoro menambahkan, juga langkah DIY dalam penanganan kemiskinan. Selain itu, pendampingan kelompok juga dilakukan. Misalnya dengan memberikan pelatihan pertanian.

Tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan, kata Iswantoro, perlu dipetakan sebelum melakukan penanganan kemiskinan. Karena itu, pemetaan wilayah perlu diperjelas terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement