Senin 02 Feb 2015 04:03 WIB

Mahasiswa Inggris: Dunia Barat Belum Toleran Terhadap Muslimah Berhijab

Rep: c82/ Red: Agung Sasongko
World Hijab Day
Foto: worldhijabday.com
World Hijab Day

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --  Seorang peserta Hari Hijab Sedunia dari Manchester, Amanda Whyman, mengatakan, meski acara tersebut berhasil memikat lebih banyak peserta setiap tahunnya. Namun, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk membuat dunia barat menjadi lebih toleran terhadap perempuan muslim.

"Tapi pengalaman seperti ini benar-benar berfungsi sebagai pengingat. Kita adalah apa yang kita pikirkan terhadap orang lain, dan kita perlu belajar untuk melihat orang lain melalui lensa penerimaan yang lebih," kata Whyman yang merupakan mahasiswa dari sebuah kampus di Manchester, seperti dilansir Onislam.net, Senin (2/2).

"Saya memiliki beberapa teman Muslim dan saya benar-benar ingin memahami sudut pandang mereka dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menggunakan jilbab," ujarnya.

Perayaan World Hijab Day atau Hari Hijab Dunia diperingati pada 1 Februari. Gagasan tersebut ternyata muncul dari seorang warga muslim New York, Nazma Khan yang menginginkan perempuan muslim maupun non muslim menggunakan jilbab dalam satu hari. Tujuannya, tak lain untuk menumbuhkan toleransi dalam beragama.

 

Dikutip dari situs resmi World Hijab Day, World Hijab Day muncul pertama kali pada 1 Februari 2013. Bagi sebagian perempuan di dunia barat, jilbab merupakan simbol penindasan dan pembeda. Dengan mengajak perempuan non-Muslim menggunakan jilbab dalam satu hari, Nazma berharap dapat membuka mata mereka untuk melihat alasan kenapa perempuan muslim memilih untuk menggunakan jilbab.

Tahun ini, Nazma menargetkan acara tersebut akan diikuti lebih dari 10 juta wanita di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement