Rabu 21 Jan 2015 20:57 WIB

Terima Jatman, Menag Diskusikan Paham yang Melenceng dari Islam

 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima Pengurus Pusat Jam’iyyah Ahlu at-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) PBNU, di ruang kerjanya, Rabu (21/01) sore.
Foto: kemenag.go.id
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima Pengurus Pusat Jam’iyyah Ahlu at-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) PBNU, di ruang kerjanya, Rabu (21/01) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima Pengurus Pusat Jam’iyyah Ahlu at-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) PBNU, di ruang kerjanya, Rabu (21/01) sore.

Mereka adalah  KH A Mu’thi Nurhadi, KH Ali Mashudi, Prof KH Abdul Hadi, KH Hasbullah, KH Ali Abdillah, KH Aditya Suwandi dan KH Dwi Sisaptoro. Menag didampingi sekjen Nur Syam, Sesdirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, dan Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda.

Dalam kesempatan tersebut, Lukman berbagi informasi tentang fenomena munculnya berbagai paham di masyarakat yang sering diyakini melenceng. 

Menurutnya, akhir-akhir ini muncul di masyarakat berbagai paham atau sekte. Banyak yang aneh, bahkan diyakini sudah melenceng dari Islam. "Bahkan, ada juga, paham yang menyatakan diri sebagai thariqah," ujar Lukman seperti dilansir laman resmi kementerian agama. 

"Sisi lain, masyarakat, masih banyak yang belum mengetahui dengan baik, apa itu thariqah," tambahnya. 

Hal ini, lanjut dia, menandakan kalau masyarakat memerlukan panduan atau acuan tentang thariqah yang bisa diikuti dan yang tidak. "Harus ada batas pembeda yang jelas. Dan, saya rasa, ini kompetensi atau kewenangan Jatman untuk menentukan," tegasnya. 

Ke depan, ia berharap, masalah ini bisa didiskusikan secara mendalam dalam suatu halaqah atau muzakarah yang dihadiri oleh para ulama yang berkompeten di bidangnya. "Mungkin Litbang dan Bimas Islam bisa diikutsertakan. Intinya, kemenag, siap proaktif," tambahnya.

KH A Mu’thi Nurhadi menegaskan kesiapannya untuk mendiskusikan persoalan itu dengan pengurus Jatman lain. Menurutnya, thariqah di Indonesia berbeda dengan di Wilayah Timur Tengah.  

"Jika di Timur Tengah, satu thariqah bisa beda pendapat. Kalau di Nusantara ini, banyak thariqah mampu bersatu dan bekerja sama. Hal ini kami lakukan juga, dalam rangka proaktif dalam membangun negara tercinta ini," katanya.

Menurut KH Nurhadi, Jatman mempunyai sekitar 40 juta jamaah yang tersebar di 43 thariqah al-Mu’tabaroh dan merupakan Banom NU terbesar. Jatman kini mempunyai 400 cabang lebih di seluruh Indonesia.

Bahkan telah membuka cabang istimewa di beberapa negara sahabat. Seperti Malaysia dan Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement