REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menargetkan perolehan zakat dari seluruh wilayah Indonesia selama 2015 sebesar Rp4,22 triliun. "Tahun 2014, perolehan zakat melalui amil zakat mencapai Rp2,77 triliun. Pada 2015, target zakat terkumpul Rp4,22 triliun," kata Direktur Pelaksana Baznas, Teten Kustiawan pada Tasyakuran Milad ke-14 Baznas di Jakarta, Sabtu malam.
Ia mengatakan target perolehan zakat Rp4,22 triliun tersebut akan dihimpun melalui pegawai negeri sipil (PNS) dan para karyawan swasta. "TNI sudah mulai duluan, hasilnya baik," katanya.
Baznas, lanjutnya, saat ini mencoba melakukan penguatan kapasitas di daerah guna meningkatkan perolehan zakat dari daerah. Hasilnya mulai terlihat dan membuat optimis target Rp4,22 triliun tercapai. Teten menyebutkan pertumbuhan zakat di daerah besar, mencapai 60 persen.
"Data Baznas sudah diaudit. Bahkan di Berau, Kalimantan Timur, bupatinya lebih percaya kepada data Baznas daripada data Dinas Sosialnya," ujar dia.
Ketua Umum Baznas Didin Hafidhuddin mengatakan potensi zakat sangat besar hingga mencapai Rp200 triliun per tahun. Namun demikian angka tersebut samar karena tidak terlaporkan melalui amil-amil zakat. "Yang tertulis, terlaporkan zakat di Baznas daerah ya Rp2,77 triliun. Banyak yang tidak terlaporkan seperti di pesantren-pesantren, masjid-masjid, panti asuhan, dan banyak lagi," ujar dia.
Masyarakat, menurut dia, banyak belum mempunyai pemahaman pentingnya penyaluran zakat melalui amil zakat. "Mereka lebih senang ke Mustahik langsung," katanya. "Kita terus jalan saja, tidak akan 'counter' itu. Kita akan buktikan saja bahwa zakat dari amil zakat lebih dapat tersalurkan dengan baik dan bermanfaat," ujar dia.
Meski demikian, menurut dia, pertumbuhan penerimaan zakat semakin baik, mencapai 15,3 persen per tahun. Dan angka itu semakin meningkat.