REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan negara non-Muslim justru yang semangat untuk melakukan sertifikasi halal.
"Saya pernah menjadi pembicara di seminar halal dunia di Kyoto, di sana pengusaha Jepang sangat antusias sekali ingin mensertifikasi restorannya," ujar Din, dalam acara ulang tahun Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI ke-26 di Jakarta, Selasa (13/1).
Begitu juga ketika di Beijing, Din dengan mudah menemukan restoran halal. Meskipun mayoritas penduduk di negara itu non-Muslim. "Tapi anehnya, di negeri kita sendiri yang mayoritas Muslim sulit menemukan restoran yang berlabel halal," keluh Din.
Kalaupun ada restoran yang bertuliskan halal, lanjut Din, tapi bukan label dari MUI. "Hanya label halal yang dibikin sendiri, bukan dari MUI," ucap dia. Din mengharapkan halal bisa menjadi gaya hidup dan budaya di Tanah Air.
"Oleh karena itu keberadaan LPPOM masih penting."
MUI, tambah Din, akan merasa berdosa sekali jika masyarakat di Tanah Air sulit mendapatkan makanan halal. "Ke depannya, MUI mengusulkan adanya kawasan perindustrian yang produknya halal," usul dia.