Senin 12 Jan 2015 18:13 WIB

Meluruskan Akidah dengan Motor Trail

 Kampung Cigondok Desa Gunung Batu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,
Foto: Badan Wakaf Alquran
Kampung Cigondok Desa Gunung Batu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memang bila dilihat dari KTP-nya warga kaki Gunung Halimun Kampung Cigondok Desa Gunung Batu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, seratus persen Islam. Namun karena besarnya pengaruh ajaran Sunda Wiwitan dari daerah Kesatuan Adat Banten Kidul, shalat lima waktu jarang sekali mereka lakukan bahkan empat masjid yang ada di sana ---yakni Masjid Al Ikhlas, Masjid Al Arqam, Masjid Al Fallah dan Masjid Muara Tiga--- kerap sepi dari jamaah shalat Jum’at.

Namun dalam peringatan hari besar Islam seperti muludan (Maulid Nabi Muhammad SAW) dan rajaban (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW), boleh dikata hampir seratus persen dari 1200 KK penduduk setempat dengan meriah merayakannya. Sayangnya, masih tercampur dengan upacara pemujaan terhadap arwah karuhun (nenek moyang).

Melihat kenyataan tersebut, aktivis dakwah Sukabumi yang juga ketua MUI di kecamatan Pelabuhanratu, Abdullah Muksin tertantang untuk berdakwah ke sana. Dengan mengendarai satu sepeda motor butut lelaki yang akrab disapa Ustadz Muksin dan kelima rekannya dari Pelabuhanratu berdakwah ke kampung yang rawan akidah tersebut.

Dalam pendekatan dakwahnya, Ustadz Muksin dan tim tidak langsung mencegah amalan amalan adat mereka. “Tetapi kita lihat acaranya seperti apa, apa saja yang bertentangan dengan Islam. Lalu di luar acara adat, kita ngobrol dari hati ke hati agar mereka meninggalkan penyimpangan tersebut, kita undang juga mereka ke acara pengajian. Satu persatu datang. Akhirnya mereka saling berbagi dan sedikit demi sedikit berubah,” ujarnya, Rabu (24/12) di rumahnya di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Tokoh dan ustadz pengurus masjid setempat pun dirangkul untuk bersinergi dalam dakwah. “Kami tidak meninggalkan mereka justru kami mengandalkan mereka karena mereka yang lebih tahu lapangan. Respon mereka cukup bagus dan mereka senang kedatangan kita ke sana,” ungkap Muksin.

Hasilnya? Seiring dakwah yang rutin dilakukan sejak 2007 hingga sekarang, keyakinan dan amaliah warga yang menyimpang dari Islam perlahan tapi pasti terus terkikis. “Pengaruh adat yang tersisa sekitar 25-30 persen, jadi belum bersih 100 persen lah. Kedepannya, insya Allah akidah mereka bersih dan benar pula amaliahnya,” bebernya.

Warga pun sudah rutin shalat. Bahkan berjamaah di masjid meski baru Maghrib, Isya dan Shubuh. “Siang kan mereka di kebon, tetapi mereka tetap shalat di atas batu pinggir sungai atau dalam saung di sawah. Keempat masjid juga sekarang sudah penuh oleh jamaah shalat Jum’at,” kata Muksin.

Masyarakat Antusias

Secara ikhtiar, keberhasilan dakwah tersebut bukan semata mata karena keuletan Ustadz Muksin dan tim tetapi juga memang masyarakat juga antusias dalam menimba ilmu ilmu keIslaman. Sehingga setiap pekannya di hari yang berbeda, ada minggonan ibu-ibu, minggonan bapak-bapak, dan minggonan tokoh dan ustadz setempat. Kegiatan di gelar di Masjid Al Ikhlas, Masjid Al Arqam, Masjid Al Fallah dan Masjid Muara Tiga.

“Itu yang rutin, yang bisa kami tangani, sedangkan, permintaan warga lebih dari itu, tetapi karena keterbatasan kendaraan, kami tidak dapat memenuhinya,” aku Muksin.

Memang jarak dari mereka berdomisili di Pelabuhanratu menuju Cigondok  hanya berjarak 30 Kilometer, namun karena jalannya masih terjal dan licin, perjalanan menjadi lambat. Bisa sampai lokasi dalam 1,5 jam saja sudah bagus.

“Beratnya medan menuju Cigondok sering membuat kami sering terjatuh dari sepeda motor, karena licin nyebur ke solokan (sungai kecil), kadang kadang di tengah jalan, motor yang sudah butut ini mogok,” ungkap Ustadz Muksin. Sehingga perjalanan pun molor menjadi 2-3 jam.

Maka bila keempat masjid itu memiliki agenda di waktu yang sama Muksin dan tim hanya bisa melayani dua saja. Karena dengan medan seperti itu dan kondisi motor yang kurang baik, dalam waktu yang bersamaan hanya dua orang saja yang dapat berangkat ke Cigondok.

Untuk mendukung aktivitas dakwah dan pembinaan Ustadz Muksin dan timnya di Cigondok, melalui project Wakaf Motor Dakwah, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) menggalang dana dari kaum Muslimin untuk mewakafkan dua unit motor trail merk Kawasaki type KLX-150.

“Motor ini dipilih karena ketangguhan di medan berat seperti daerah pegunungan Halimun tersebut,” ujar Darminto, penanggung jawab project dari BWA.

Sehingga warga setempat dapat lebih terbina akidah dan amaliahnya dan kita semua mendapatkan pahala yang terus mengalir seiring terus berputarnya roda motor trail wakaf tersebut. Aamiin.

Ratakan Nusantara dengan Dakwah Islam melalui peran serta Wakaf Anda! Klik disini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement