Selasa 06 Jan 2015 17:18 WIB

Kritik Destruktif Terhadap Agama Sudah Ada Sejak Kelahiran Islam

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Cuplikan komedi dan parodi satir jihad di Youtube
Foto: Youtube
Cuplikan komedi dan parodi satir jihad di Youtube

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fenomena kritik Islam yang menganggap Islam sebagai agama destruktif destructive-criticism sudah ada sejak Islam itu lahir. Bahkan dalam perkembangannya, fenomena kritisisme ini terus meningkat.

"Kritik itu tidak hanya muncul dari kalangan agama non-Islam, para modernis atheis, orientalis. Namun kritik juga datang dari umat Islam sendiri yang tidak puas terhadap tafsir Alquran, As-sunah, dan praktek keberagamaan umat Islam," kata Fahruddin Faiz (39), Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Selasa (6/1).

Fahruddin Faiz mengungkapkan hal tersebut ketika mempertahankan desertasinya pada ujian terbuka di hadapan Tim Penguji Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (6/1). Ia mengangkat desertasi dengan judul “Konstruksi Nalar Destructive-Criticism tentang Islam-Studi terhadap pemikiran Ibn Warraq”.

Dijelaskan Fahruddin Faiz, dalam konteks pemikiran Destructive-Criticism, Ibn Warraq merupakan salah satu pionirnya. Ibn Waraq adalah seorang penganut Islam yang kemudian keluar dari Islam dan menganut jalan agnostis.

Dalam karier akademiknya, kata Faiz, Ibn Warraq banyak menulis karya-karya tentang kritik Islam yang dianggapnya destruktif terhadap peradaban. Seperti yang tertuang dalam salah satu karya bukunya. “Why I am not a Muslim”. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement