Rabu 17 Dec 2014 05:24 WIB

Pakar: Sosial Media Dapat Redakan Kemarahan Anti-Muslim

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Hashtag #IllRideWithYou menjadi cara warga Australia untuk mendukung Muslim/Muslimah di negara itu setelah kejadian penyanderaan di Sydney.
Foto: twitter/@Kristen_Boschma
Hashtag #IllRideWithYou menjadi cara warga Australia untuk mendukung Muslim/Muslimah di negara itu setelah kejadian penyanderaan di Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang pakar anti-terorisme Australia mengatakan media sosial dapat membantu redakan amarah yang saat ini sedang menyerang kalangan anti-muslim. Seperti, tagar #Illridewithyou yang muncul di Twitter saat kasus penyanderaan di kefe Lindt berlangsung.

Tori Johnson (34), dan seorang pengacara Sydney Katrina Dawson (38), Dilaporkan //WAtoday// Selasa (16/12), meninggal setelah tragedi penyanderaan selama 17 jam di Kafe Lindt, Martin Place. Untuk itu, komunitas muslim meletakkan sejumlah karangan bunga sebagai bentuk solidaritas mereka.

Anne Aly, seorang Muslim dan peneliti dari Universitas Curtin, mengatakan banyak orang saat ini memperoleh berita dan informasi melalui media sosial daripada media tradisional.

"Saya pikir kampanye di media sosial berbuat lebih banyak untuk mengubah persepsi masyarakat Muslim daripada pidato politcal dari Tony Abbott atau Bill Shorten" kata Anne. "Saya sangat bangga dengan Australia karena telah mendukung para muslim melalui tagar #Illridewithyou" imbuhnya.

Tagar #Illridewithyou muncul setelah Brisbane Rachel Jacobs menggunggah tulisan bahwa ia melihat seorang wanita muslim yang hendak membuka jilbabnya. Wanita tersebut membuka jilbabnya  karena takut mendapat serangan dari para anti-muslim terkait penyanderaan yang diduga dilakukan oleh militan Islam di Kafe Lindt.

Pascakejadian tersebut, virus tagar #Illridewithyou langsung menyebar  dan berhasil mengumpulkan lebih dari 440 ribu tweet

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement