Kamis 04 Dec 2014 02:41 WIB

Politikus Belanda: Kami Tidak Ingin Ada Islam di Belanda

Warga Muslim Belanda, ilustrasi
Foto: Flickr
Warga Muslim Belanda, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Politikus sayap kanan Belanda, menyerukan penutupan masjid di Belanda. "Integritas, identitas, dan budaya Belanda dirusak oleh imigrasi dan inkubasi. Kami tidak ingin Islam ada di Belanda," kata Anggota Partai Kebebasan Belanda (PVV), Machiel de Graaf, seperti dilansir Daily Hurriyet News, Kamis (4/12).

Menurut Machiel, Belanda lebih baik tanpa ada masjid. Ini karena, umat Islam Belanda menolak untuk berasimilasi. Mereka (umat Islam-red) memiliki banyak anak sehingga mengancam identitas dan budaya Belanda.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menyayangkan tuduhan agresif dan rasis yang dialamatkan kepada komunitas Turki di Belanda. Turki memperingatkan Belanda masalah itu akan mengganggu hubungan kedua negara.

"Tuduhan itu tidak bisa diterima. Kami sulit memahami mengapa ada serangan rasis yang tidak sesuai dengan hubungan kedua negara," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Sumber anonim mengatakan kepada Asyur International News Agency bahwa para pejabat dari Turki dan Belanda sepakat "integrasi tidak berarti asimilasi".

Menurut CIA World Factbook, Islam adalah agama terbesar kedua di Belanda. Jumlahnya diperkirakan sekitar lima persen dari populasi Belanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement