REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli kesehatan telah lama merekomendasikan berpuasa sebagai metode detoksifikasi yang tepat. Dari beberapa metode yang ada, metode juice fasting atau puasa hanya dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar yang dijus merupakan yang paling aman.
"Cara melakukan detoksifikasi yang benar caranya dengan berpuasa. Kalau di dunia Barat yang tidak biasa dengan puasa biasanya dengan juice fasting... Juice fasting itu puasa hanya dengan minum buah atau sayuran segar yang dijus saja," ujar konsultan kesehatan Andang W Gunawan saat meluncurkan buku terbarunya tentang diet detoks di Jakarta, Selasa (11/11) sore.
Andang menguraikan, metode juice fasting paling aman karena kandungan gizi yang berlimpah pada buah dan sayuran segar, termasuk enzim-enzim dan energinya dapat mengurangi rasa tidak nyaman selama proses detoks.
Di samping itu, kedua jenis makanan ini mengandung kadar air dan serat yang tinggi sehingga membantu melancarkan pembuangan dari usus. Lalu kandungan tinggi, vitamin, mineral dan antioksidan pada buah dan sayur, yang sangat diperlukan organ-organ pendetoks.
"Lebih baik, konsumsi buah atau sayuran yang kadar airnya tinggi, misalnya pepaya, mangga, apel, nanas," kata dia.
Oleh karena itu, bagi pemula, Andang menyarankan detoks dengan lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran segara dahulu. Metode ini lebih aman ketimbang metode water fasting atau puasa hanya dengan minum air yang disuling. Menurut dia, orang yang mempraktikkan metode ini akan mengalami reaksi tubuh yang lebih hebat.
Andang mengatakan, bagi pemula, metode water fasting hanya boleh dilakukan di klinik khusus yang mempraktikkan terapi puasa. Detoksifikasi merupakan proses mengeluarkan racun secara alami dari dalam tubuh membuat seseorang mampu meningkatkan kualitas hidupnya tanpa obat-obat kimiawi.
Dalam keadaan normal, tubuh mampu mengeluarkan racun dengan aman, selama diberi asupan nutrisi yang baik dalam jumlah yang cukup dan organ-organ detoksifikasi berfungsi optimal.
Namun, banyaknya racun yang menumpuk di tubuh membuat proses pengeluaran racun secara alami melalui organ-organ utama tidak berlangsung secara maksimal, sehingga diperlukan program detoksifikasi lebih lanjut agar proses pengeluaran racun bisa berlangsung lebih optimal dan tuntas.