Oleh: Hannan Putra
Hal yang sama juga ditegaskan Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor Dr Hamid Fahmi Zarkasyi. Menurut pria yang akrab disapa Gus Hamid ini, pesantren bukan sekadar pendidikan yang mengajarkan ilmuilmu semata.
Pesantren lebih tepatnya tempat pembentukan moral dan mental para santri. Menurutnya, inilah yang belum dimiliki sistem pendidikan nasional saat ini.
Gus Hamid mengatakan, sebagian pesantren yang bercorak tradisional terkadang menimbulkan kesan keting galan zaman. Menurutnya, sebenarnya pesantren tradisional sama baiknya dengan pesantren modern.
“Misalkan, pesantren tradisional da lam pengajarannya masih menggunakan kitab-kitab klasik yang dibaca dan diajarkan secara tradisional.
Sedangkan, di pesantren modern, itu sudah dimodifikasi secara modern dan dipelajari dalam waktu tertentu dan bisa selesai dalam kelas tertentu pula. Kalau di pesantren tradisional tidak dapat dipastikan kitab itu kapan selesainya,” paparnya.
Menurut Gus Hamid, tantangan dunia pesantren saat ini sangat kompleks. Tamatan pesantren harus bisa menghadapi berbagai macam masalah sosial dan harus tampil sebagai problem solver. “Tantangannya kompleks sekali. Jadi, pesantren harus lebih cerdas dari masyarakat. Pesantren harus bisa menghasilkan alumni yang bisa mencerdaskan masyarakat.”
Demikian juga dalam hal manajemen pendidikan di tubuh pesantren harus bisa dikelola lebih profesional. SDM yang menjadi pengelola pesantren harus mumpuni. Inilah hal berat yang menjadi tantangan bagi pesantren di Tanah Air.
“Meningkatkan SDM di pesantren ini tidak mudah. Masalahnya, jarang sekali santri yang mau menjadi kiai. Santri yang tamat dari pesan tren jarang pula yang bisa mempertahankan kesantriannya. Karena tantangannya terlalu berat, sementara tidak ada persiapan yang mantap untuk menghadapi tantangan yang begitu kompleks,” paparnya.