Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Madrasah dan sekolah Islam masih dipandang sebelah mata. Orang tua lebih memercayakan anak-anaknya ke sekolah favorit yang notabene adalah sekolah negeri. Namun, kini madrasah dan sekolah Islam memberi bukti berupa prestasi anak didiknya.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Dr Nur Syam mengatakan, saat ini peningkatan kualitas madrasah semakin baik. Secara aspek kelembagaan, madrasah dari masa ke masa selalu mengalami peningkatan dalam sisi akreditasi.
“Dari seluruh jumlah madrasah, tinggal 30 persen saja yang belum terakreditasi, padahal 90 persen merupakan madrasah swasta,” ujarnya. Ini bukti meski mereka berdiri dengan dana swasta, mampu membuktikan kualitas yang tidak kalah dengan sekolah umum.
Terbukti dengan hasil perolehan peringkat UN tahun lalu, madrasah aliyah menduduki peringkat dua nasional. "Tentu, ini sebuah prestasi yang sangat menggembirakan dan madrasah diakui dapat bersaing dengan sekolah umum," paparnya.
Begitu juga dengan tingkat kelulusan dalam UN. Selain mendapatkan peringkat kedua tertinggi, tingkat kelulusan siswa madrasah mencapai 99,5 persen. Indonesia, kata Nur, memiliki prototipe madrasah, yakni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia yang diakui telah sukses, baik dari sisi akademis maupun nonakademis.
Lulusan dari madrasah tersebut banyak yang mampu melanjutkan ke perguruan tinggi negeri unggulan di Indonesia. Beberapa di antara mereka juga ada yang mampu melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri, seperti Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura.
Sejak 2013 pihak terkait telah memiliki model percontohan madrasah dengan keunggulan khusus. Saat ini, madrasah tidak hanya sekolah Islam biasa yang bermuatan kurikulum agama dan sains.
“Kami mendorong pengembangan madrasah memiliki program kejuruan untuk mengisi kekosongan tenaga kerja terampil yang berasal dari madrasah,” ujar dia.
Selain madrasah dengan program kejuruan, untuk meningkatkan minat masyarakat, pihaknya juga membuat model madrasah untuk mencetak kader-kader ulama muda.
Pada madrasah khusus kaderisasi ulama ini, muatan pelajaran keagamaan tentu lebih banyak dibandingkan ilmu sains. Begitu juga dengan madrasah kejuruan, tentu praktik keterampilan akan lebih banyak dibandingkan materi pembelajaran lainnya.