JAKARTA -- Masuknya Islam ke Finlandia tidak terlepas dari para imigran Muslim. Mereka adalah pedagang dan tentara asal Turki yang tiba di negeri Skandinavia itu pada abad ke-19.
Setibanya, geliat dakwah dilakukan. Tak heran, banyak imigran lain yang akhirnya memeluk Islam. Dari mereka, populasi Muslim di Finlandia naik signifikan, sehingga perlu dibuat satu badan yang menyatukan Muslim Finlandia yakni, Asosiasi Muslim Finlandia.
Memang, asosiasi ini diperuntukan bagi Muslim keturunan Turki. Pada akhirnya, ada organisasi Islam lain yang terbentuk guna mengakomodir kalangan di luar etnis Tatar. Seiring dengan menjamurnya organisasi Islam, Muslim Finlandia akhirnya sepakat untuk mendirikan satu badan yang menyatukan umat Islam. Lahirlah Federasi Organisasi Islam Finlandia (FIOF).
Saat FIOF berdiri dibangunlah sejumlah masjid di Helsinki, Tampere, dan Lahti. Namun, satu-satunya masjid yang berdiri diluar alih fungsi bangunan hanya masjid di Jarvenepaa.
Di Helsinki, masyarakat memiliki masjid dan sekolah Alquran. Di daerah yang menjadi ibukota Finlandia tersebut, saat ini berdiri Helsinki Islamic Center. Yang menjadi komunitas terbesar dengan anggota mencapai 2.000 Muslim. Tidak semua Muslim di Finlandia menjadi anggota resmi suatu komunitas atau kelompok tertentu.
Sebagian besar masjid menggunakan beragam bahasa. Namun bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa Inggris dan Finlandia. Saat melakukan kegiatan keagamaan di masjid, bahasa Arab yang paling mendominasi.
Dalam struktur pemerintahannya, Finlandia termasuk negara yang memberikan kebebasan beragama bagi warganya. Sehingga, meskipun Islam adalah agama minoritas namun Muslim Finlandia dapat beribadah dengan leluasa.
Tak ada batasan ruang gerak untuk Muslim yang ingin menjalankan sholat Jumat, sholat Ied, berhijab, bahkan para pedagang yang ingin menyediakan makanan halal. Muslim Finlandia juga menjadikan ikan Salmon yang merupakan penghasilan terbesar, sebagai makanan alternatif yang terjamin kehalalannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
