Selasa 23 Sep 2014 18:59 WIB

Ingin Masuk Kelas Akselerasi, Pelajar ini Berjualan Nasi

Mariyah Naillatil Firdausah (15)
Foto: Dok. Pribadi
Mariyah Naillatil Firdausah (15)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada hal yang membuat Mariyah Naillatil Firdausah (15) sedih, ia khawatir tidak bisa melanjutkan sekolah. Karena sampai saat ini, ayahanda Abdul Munif (46 tahun) yang mencari nafkah sebagai pengusaha warung nasi masih menyicil pinjaman untuk membayar program akselerasinya.

“Ya, ketika tes, IQ-nya tinggi, Naila merajuk ingin masuk kelas akselerasi,” ungkap Abdul Munif mengenang kejadian saat Naila kelas 6 SD. Karena ingin membahagiakan anak dengan IQ tinggi ini Abdul Munif pun membayar biaya program tersebut sebesar Rp 25 juta meski dengan berhutang.

Akan tetapi penghasilan dari warung nasinya tidak cukup untuk biaya sekolah. Selain itu, hasil dagangan juga harus diputar lagi untuk modal dagang selanjutnya.

Melihat kondisi seperti itu, Naila si anak cerdas dan gigih ini berinisiatif berjualan nasi bungkus untuk dijual ketika ada acara bazar di lingkungan pesantren. Tanpa rasa malu atau gengsi, ketika nasi tidak habis, Naila pun berkeliling asrama menawarkan nasi bungkus dari kamar ke kamar.

“Meskipun hasilnya tidak banyak, saya bersyukur sudah bisa membantu orang tua. Saya berkeinginan jika sudah lulus nanti, saya ingin membantu dan membahagiakan orang tua” ungkap Naila tulus.

Sudah menjadi mafhum, program akselerasi merupakan program yang hanya dapat diikuti oleh anak yang dianugerahi Allah SWT  kecerdasan intelektual (IQ) di atas rata-rata. Sehingga jenjang SLTP seharusnya ditempuh tiga tahun, dapat diselesaikan dengan baik selama dua tahun oleh Naila. Dan belum genap dua tahun pun kini  warga Dusun Jawi RT 03 RW 001 Desa Candi Wates Kec Prigen Kab Pasuruan Jawa Timur, sudah duduk di kelas 3 SLTA. Masya Allah!

Gadis yang sudah duduk di kelas 3 Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur ini juga optimis dengan pertolongan Allah SWT melalui tangan hamba-hamba-Nya yang shalih shalihah.  “Saya yakin, Allah akan selalu menolong ummatnya di waktu yang tepat, tidak terlalu cepat dan juga tidak akan terlambat,” ungkapnya.

Melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA), mengajak kaum Muslimin untuk membantu mengurangi beban keluarga Naila dengan membayarkan uang SPP selama satu tahun dan membayar daftar ulang kenaikan kelas. Sehingga gadis yang ingin menjadi bidan tersebut tercapai cita-citanya dan kita semua mendapat pahala dari sisi-Nya.

Anda tertarik membantu Naila? silahkan kunjungi laman wakafquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement