Kamis 04 Sep 2014 20:24 WIB

Ini Cara Muslimah Tulungaung Rayakan Hari Jilbab Sedunia

Muslimah berjilbab.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Muslimah berjilbab.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- kelompok remaja putri yang tergabung dalam "Hijabers Community Tulungagung" menggelar aksi simpati dengan membagikan ratusan bros warna-warni secara gratis kepada pengguna jalan yang melintas di seputar alun-alun Kota Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (4/9).

Aksi yang berlangsung kurang-lebih satu jam, mulai pukul 15.30 WIB itu sempat menarik perhatian warga dan lalu-lintas setempat, karena dilakukan persis di tengah jalan dan diwarnai adegan peragaan busana Muslim di jalanan. "Kami sengaja melakukan ini untuk memperingati hari jilbab se-dunia yang jatuh pada 4 September," kata Koordinator Hijabers Community Tulungagung, MeiLisa Zahra.

Selain membagikan aneka bros aksesoris jilbab, sejumlah remaja putri yang berusia sekitar 20-an tahun ini juga membagikan puluhan bendera kecil bergambar lambang hati warna merah dan tulisan "I Love Jilbab" (aku cinta jilbab) atau "Jilboobs No".

Selain menyasar pengguna jalan/lalu-lintas, komunitas hijab yang mengklaim memiliki anggota hingga 300-an orang ini juga membagikan bros dan bendera kecil yang sama kepada para pengunjung di taman alun-alun. Dalam beberapa kesempatan, Meilisa dan rekan-rekannya tampak berkomunikasi dengan warga yang ditemuinya untuk menjelaskan maksud dan tujuan mereka menggelar aksi simpati dalam rangka hari jilbab se-dunia.

"Lebih penting lagi, kami ingin memberi pesan kepada masyarakat, khususnya wanita Muslim agar menjadikan jilbab sebagai pakaian wajib sehari-hari," ujarnya.

Lisa sempat berkomentar mengenai fenomena "jilboobs" atau penggunaan atribut jilbab namun dengan setelan pakaian ketat dan seksi. Menurutnya, banyaknya pengguna jilbab namun berpakaian serba ketat itu menunjukkan mereka belum memahami makna hijab yang baik dan benar.

"Kami sangat menentang itu. Mereka pengguna jilboobs masih memaknai jilbab sebagai mode fashion, bukan untuk alasan menutupi aurat sebagaimana syariah Islam yang benar," ujarnya.

Seorang ibu muda yang menjadi salah satu pengunjung taman alun-alun, Maya, mengapresiasi kegiatan komunitas hijab Tulungagung tersebut. Namun saat ditanya mengenai hari jilbab se-dunia yang jatuh pada 4 September, ia mengaku baru tahu setelah mendapat penjelasan dari Meilisa dan kawan-kawan.

"Bagus itu jika disosialisasikan. Biar lebih banyak lagi komunitas hijab berkembang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement