REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait pemberitaan soal rencana pembongkaran makam Nabi Muhammad Saw. Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin meminta agar umat Islam senantiasa tabayyun alias mengkonfirmasi segala sesuatu langsung kepada sumber yang terpercaya.
Sebab, informasi yang beredar di media massa terutama ranah maya selalu mengandung ketidakjelasan. Sebagian mengandung kebenaran dan sebagian lagi mengandung kebohongan. “Klarifikasi harus dilakukan, misalnya kepada pihak yang berwenang, yang secara resmi terkait dengan berita tertentu,” katanya.
Kepada rekan media, Menag pun menuturkan bahwa dirinya telah melakukan klarifikasi terhadap pemberitaan rencana pembongkaran makam Nabi oleh pemerintah Saudi Arabia, langsung ke kedutaan besar Saudi Arabia di Indonesia.
Menag Bercerita, kunjungannya ke Kedubes didampingi Direktur Jenderal PHU Abdul Djamil menemui Duta Besar Saudi Arabia bernama Mustofa bin Ibrahim Al Mubarok. Dari kunjungan tersebut, Menag pun melakukan klarifikasi dan ia mendapatkan hasil kalau kabar rencana pembongkaran makam Nabi adalah fitnah belaka.
Diterangkannya, Kedubes Arab Saudi menegaskan bahwa pemerintah Saudi tidak pernah secara resmi menyatakan untuk membongkar dan memindahkan makam Rasulullah. “Itu merupakan fitnah yang tidak semestinya dilontarkan,” ujarnya.
Maka dari itu, seluruh umat Islam yang telanjur mengambil sikap dan bereaksi terhadap pemberitaan tersebut diimbau untuk tidak terpancing emosinya, sebab berita tersebut nyatanya hanya kabar bohong. Alih-alih memindahkan, pemerintah Saudi justru selalu berupaya melindungi makam rasul tersebut karena mereka merasa berkewajiban untuk melakukan hal itu.
Jika pun ada pembongkaran, ia selaku perwakilan pemerintah merasa keberatan karena makam Rasulullah adalah tempat yang sakral dan diyakini sebagai salah satu tempat suci yang dihormati seluruh umat Islam.