Ahad 31 Aug 2014 05:42 WIB

Kesepahaman Antara Ulama dan Umaro Harus Terwujud

Rep: c57/ Red: Erdy Nasrul
Sekretaris Jend Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nassir (tengah) memberikan informasi terkait perkembangan Gaza saat press conference
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sekretaris Jend Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nassir (tengah) memberikan informasi terkait perkembangan Gaza saat press conference "Let's ACT Indonesia for Palestine" di Aula Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Asrorun Ni'am Sholeh, menyatakan tujuan penting pelaksanaan "Pra Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU" adalah menjalin kesepahaman antara Ulama dan Umaro.

"Acara Pra Munas dan Konbes NU ini bertujuan untuk merumuskan sumbangsih ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur Asrorun saat diwawancarai Republika Online pada Sabtu (30/8) sore.

Jadi, lanjut Asrorun, ada proporsionalitas tanggung jawab dalam membangun bangsa Indonesia.

Tepatnya di sela-sela acara "Halal Bi Halal dan Sarasehan Nasional Ulama Pesantren & Cendekiawan tentang Keagamaan, Keummatan dan Kebangsaan".

Acara ini diselenggarakan di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, sebagai bagian dari "Pra Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU" pada 29 s/d 31 Agustus 2014.

Tanggung jawab membangun bangsa Indonesia tidak bisa semata-mata ditumpukan kepada pemerintah.

Sebagai bagian dari komponen bangsa, jelas Asrorun, ulama juga memiliki tanggung jawab untuk membangun bangsa.

"Inilah pentingnya pertemuan Pra Munas dan Konbes NU untuk menjalin kesepahaman antara ulama dan umaro," papar Asrorun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement