Jumat 22 Aug 2014 16:47 WIB

Khamisatud Duha, Tak Lelah Mencintai Alquran (2)

Khamisatud Duha saat mengikuti Musabaqah Hifdzul Qur'an (MHQ) Internasional Ke-9 Piala Raja Mohammed VI di Aula Madrasah Al-Qur'an Masjid Hassan II Casablanca, Maroko.
Foto: Dok Pri
Khamisatud Duha saat mengikuti Musabaqah Hifdzul Qur'an (MHQ) Internasional Ke-9 Piala Raja Mohammed VI di Aula Madrasah Al-Qur'an Masjid Hassan II Casablanca, Maroko.

Oleh: Hannan Putra

Menemukan metode menghafal Alquran yang cocok hanya bisa didapatkan dengan terus memaksakan diri untuk menghafal.

Biasanya, ketika sudah cukup lama menghafal dan mencoba berbagai metode, penghafal Alquran akan menemukan metode yang cocok bagi dirinya. Tiap-tiap penghafal Alquran mempunyai kecocokan metode masing-masing.

Ketika sudah menemukan metode yang cocok tersebut, ia akan lebih bersemangat karena bisa mudah terhafal.

“Kalau saya biasanya agar cepat hafal, saya baca ayatnya dulu, lalu dibaca dan dipahami maknanya. Setelah itu, saya baca secara berulang-ulang sampai benar-benar lancar. Kemudian buat jadwal dan siapkan beberapa jam dalam sehari untuk menghafal dan mengulang kembali hafalan,” tutur Ami.

“Jangan lupa untuk selalu sabar dan berdoa serta meminta pertolongan kepada Allah, Sang Pemilik Alquran, agar diberi kemudahan dan kelancaran dalam menghafal dan mempelajari kitab-Nya.”

Biasanya, berbagai godaan akan datang kepada penghafal Alquran agar lalai dari hafalannya. Bahkan, tidak sedikit yang patah semangat dan meninggalkan hafalannya. Menurut Ami, biasanya yang patah semangat itu mereka yang baru menghafal pada awal-awal. Hafalan Alquran di bawah lima juz misalkan, rentan sekali godaan dan biasanya putus di tengah jalan.

“Ketika patah semangat dan putus di jalan maka yang harus dilakukan adalah memaksa agar segera bangkit dan terus memotivasi diri sendiri agar segera dapat menyelesaikan hafalan Alquran sampai khatam,” ujarnya.

Ia menyarankan agar menjaga niat agar selalu ikhlas dan bertekad untuk menjadi hafiz Alquran harus terus terjaga.

“Memang dalam mengejar suatu kebaikan pasti ada halangan dan tantangan, tak terkecuali dalam menghafal Alquran. Bagi saya tantangan terbesar dalam menghafal Alquran adalah rasa malas dan terkadang jenuh, serta kurangnya bergaul dengan teman-teman (hafiz Alquran) yang lain-lain,” kata Ami menjelaskan.

“Namun, semua itu insya Allah dapat diatasi jika dalam diri sudah ditanamkan semangat dan istiqamah dalam berupaya meraih ridha Allah,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement