Sabtu 16 Aug 2014 15:08 WIB

Pasang Badan Jaga Kebersihan Mukena Nasional

Rep: C78/ Red: Julkifli Marbun
Pembagian mukena gratis di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/6) (ilustrasi) (Republika/Tahta Aidilla)
Pembagian mukena gratis di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/6) (ilustrasi) (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentang kebersihan mukena yang ada di musala umum tampaknya merupakan hal yang sepele, bahkan kerap terabaikan. Anggapan tersebut berakibat, seringnya didapati mukena-mukena tersebut dalam keadaan kotor ketika akan digunakan. Padahal, kebersihan dan kenyamanan pemakai mukena sangat penting dalam menjaga kesucian dan kekhusyukan salat.

Hal tersebut kemudian menyulut rasa prihatin dari Aunul Fauzi beserta Isteri, yang kemudian mendirikan Yayasan Mukena Indonesia pada 2010. "Yayasan ini berfokus pada layanan cuci mukena gratis," kata Aunul di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, kebersihan mukena sangat penting karena kesucian dalam mendirikan salat harus terjaga. Gerakan cuci mukena awalnya dirintis dari kawasan musala dekat rumahnya yakni di kawasan Depok. Kemudian, sejumlah relawan yang saat ini sudah berjumlah ratusan pun ikut berpartisipasi membantu mencuci mukena di musala umum.

"Kita ada surat minta izin mencuci mukena ke DKM musala atau masjid, kalau mereka mengizinkan, kita langsung bergerak mengerahkan relawan," lanjutnya. Relawan Yayasan Mukena Indonesia, lanjut dia, kemudian berperan memberikan sumber daya, sumbangan, atau terjun langsung mengambil dan mencuci mukena di rumah masing-masing.

Lebih lanjut, Direktur Sumber Daya Dompet Dhuafa M. Thoriq Helmi mengatakan, musala yang dicuci kebanyakan ia yang berada di musala pom bensin, terminal, pertokoan, SPBU atau stasiun kereta. Peran Dompet Dhuafa, kata doa, yakni membantu mengumpulkan dana umat yang hasilnya akan dialokasikan untuk melengkapi fasilitas layanan cuci mukena. Misalnya, berupa pengadaan alat cuci, sabun serta motor untuk menjemput cucian mukena kotor dan yang mengantarkan mukena bersih.  

Nilai tambah dari gerakan ini, lanjut dia, ialah membuka peluang pemberdayaan ibu-ibu tak mampu di sekitar musala. Mereka diberdayakan untuk mencuci dan menyetrika mukena-mukena yang telah dicuci kemudian dibayar. "Insya Allah akan menambah penghasilan untuk keluarga," tuturnya.

Kerja sama dengan Yayasan Mukena Indonesia juga merupakan bagian dari visi dompet dhuafa setelah 20 tahun untuk membantu mengangkat organisasi rintisan yang memiliki program bagus, agar dapat berkembang lebih baik lagi. Sejak tahun ini, lanjut dia, Dompet Dhuafa telah bekerja sama dengan tiga yayasan lainnya yakni Yayasan Amazing Muslimah dengan pendiri Peggy Melati Sukma, Yayasan Menara dengan pendirinya penulis Ahmad Fuadi serta Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).

Sampai saat ini, lanjut dia, Yayasan Mukena Indonesia bekerja sama dengan Dompet Dhuafa telah melayani lebih dari empat ratus musala dan masjid di kawasan Jakarta, Depok, Bogor, Semarang, Surabaya, Malang, Batu, Mojokerto, Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, Kebumen, Pekalongan, Bandung, Cilegon, Samarinda, Sukabumi, Cianjur, Pekanbaru, Bangkinang, Palembang, Banjarmasin, Donggala, gorontalo dan Lombok.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement