Jumat 08 Aug 2014 20:53 WIB

Saudi Tahan Visa Haji Terkait Ebola

Rep: Sonia Fitri/ Red: Chairul Akhmad
Seorang perawat memeriksa pasien yang diduga terinfeksi virus Ebola.
Foto: WHO/Chris Black/ca
Seorang perawat memeriksa pasien yang diduga terinfeksi virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY – Menjangkitnya ebola di sejumlah negara Afrika membuat Arab Saudi berlaku hati-hati. Kedubes Arab Saudi memutuskan menahan 7.200 visa haji dari tiga negara Afrika yang disergap ebola, yakni Guinea, Sierra Leone, dan Liberia.

Alasannya untuk mencegah menyebarnya penyakit tersebut ke jamaah negara lain selama musim haji tahun ini. Charge d’Affaires Kedubes Arab Saudi di Conakry, Guinea, Mohammad al-Homoud menyatakan kebijakan itu mesti ditempuh.

“Pemerintah negara-negara tersebut memahami keputusan ini,” katanya seperti dilansir laman berita Arab News, Rabu (6/8). Hanya satu tujuannya, mencegah penyebaran ebola menyusul terjadinya gelombang kedua serangan virus tersebut.

Ketiga negara itu pun, jelas Homoud, ingin meyakinkan warganya benar-benar bebas dari ebola. Menurut dia, fakta masih menyebarnya virus itu menyebabkan pemerintahnya menahan visa haji warga Guinea, Sierra Leone, dan Liberia.

Pembicaraan mengenai hal ini tak seketika. Kedubes Arab Saudi di Conakry membahasnya dengan pemerintah ketiga negara, empat bulan lalu. Dubes Arab Saudi di Guinea Amjad Bedaiwi menuturkan, penahanan visa kelak akan dikaji ulang.

Hal itu dapat dilakukan jika Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan warga dari tiga negara yang terjangkit ebola dapat menunaikan ibadah haji. Menurut dia, kedubes intens membicarakan tentang penahanan visa haji kepada pihak-pihak terkait.

Ada sekitar 7.000 calon jamaah haji dari Guinea dan 400 jamaah lainnya dari Sierra Leone dan Liberia. Di Jeddah, Arab Saudi, Departeman Kesehatan mengeluarkan perintah pengetatan di perbatasan laut dan bandara.

Mereka menerapkan prosedur untuk menangkal masuknya jamaah yang terinfeksi ebola. Seorang pejabat Departemen Kesehatan mengungkapkan, sejumlah langkah dilakukan, termasuk memantau perkembangan kasus ebola secara umum.

Selain itu, mereka memeriksa penumpang dari negara-negara Afrika. Terutama, dari negara yang memiliki rekam jejak kasus ebola. “Ini akan meyakinkan bahwa ebola tak masuk Saudi,” kata Asisten Direktur Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Khalid Obaid Bawaked.

Sekali gejalanya muncul, ungkap Bawaked, ebola merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Dengan demikian, pencegahan dan penerapan kondisi kesehatan yang ketat sangat penting. Apalagi, tahun ini akan ada jamaah haji dari seluruh dunia memasuki Arab Saudi.

Ebola merupakan salah satu penyakit mematikan. Virus ebola pertama kali ditemukan pada 1976 pada sebuah distrik tropis di negara Kongo. Virus merasuki tubuh melalui cairan tubuh pasien yang terinfeksi, seperti darah maupun cairan lainnya.

Virus ini juga bisa berpindah ke manusia saat mereka berinteraksi dengan binatang yang membawa virus tersebut, seperti simpanse, gorila, dan monyet. Hingga sekarang belum ada pengobatan atau vaksin efektif menyembuhkan penyakit ini.

Menurut WHO, sampai sekarang kematian ebola mencapai 887 kasus. Di sisi lain, terdapat 1.603 kasus infeksi ebola di empat negara Afrika. Sebanyak 485 kasus di Guinea, 468 di Liberia, 646 di Sierra Leone, dan empat kasus lainnya di Nigeria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement