REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menggunakan Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines untuk mengangkut jamaah haji tahun ini.
“Secara teknis, kami telah siap mengangkut jamaah,” kata Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil.
Penggunaan dua maskapai penerbangan itu sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomor 87 tahun 2014 tentang Penunjukkan Pelaksana Transportasi Udara Jemaah Haji Indonesia. Garuda Indonesia akan mengangkut sekitar 83.144 jamaah.
Mereka berasal dari Embarkasi Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Sedangkan, Saudi Arabian Airlines sekitar 73.911 jamaah dari Embarkasi Batam, Jakarta, khusus Banten, dan Jawa Barat, serta Surabaya.
Pada musim haji 2014 ini, terdapat sebanyak 155.200 ribu jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Semuanya akan diberangkatkan secara bertahap ke Tanah Suci mulai 1 September. Mereka terbagi dalam 371 kelompok terbang (kloter).
Menurut Djamil, ongkos penerbangan rata-rata sebesar 2.165 dolar AS per jamaah. Ia menjelaskan, Kemenag juga telah menetapkan jadwal pemberangkatan. Jamaah mulai masuk asrama haji pada 31 Agustus 2014, dilanjutkan pemberangkatan kloter pertama sehari kemudian.
Untuk kloter terakhir, terbang ke Tanah Suci pada 14 September. Puncak prosesi haji atau wukuf di Arafah pada Jumat, 3 Oktober 2014. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Ahda Barori mengatakan, pemulangan kloter pertama pada 9 Oktober dan terakhir 5 November.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap, maskapai haji menggunakan pesawat baru atau berusia muda. Tak hanya itu, penundaan penerbangan pesawat pun mestinya minim. “Mudah-mudahan, tahun ini keterlambatan tidak parah.”