REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sewa pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekkah, Madinah dan Jeddah bakal terjadi efisiensi yang jumlahnya miliaran rupiah.
''Efisiensi sewa pemondokan di Mekkah diperkirakan kurang lebih 97 Milyar dan di Madinah kurang lebih 43 Milyar, dan juga di Jeddah insya Allah ada efisiensi,''kata Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin pada Republika, Ahad (27/7).
Hal itu merupakan prediksi penghematan atas uang yang seharusnya dibayar (plafon harga masing-masing pemondokan di Jeddah, Mekkah dan Madinah) dibanding realisasi harga kesepakatan kontrak yang berada dibawah plafon harga, jelas dia.
Namun uang efisiensi tersebut belum bisa diambil untuk penurunan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji). Perhitungan BPIH harus melalui proses dan kajian panjang bersama DPR, bukan seperti membalikkan tangan. Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika juga merupakan basis utama dalam memperhitungkan BPIH.
''Kalau tahun ini efisiensi cukup signifikan insya Allah akan berpengaruh ke penurunan BPIH,''ungkap dia. Sementara itu hotel di Jeddah saat ini belum dikontrak. Meskipun demikian, Jasin menambahkan, potensi effisiensi atau penghematan tahun ini juga mencapai milliaran rupiah,''ungkap dia. Hal ini merupakan yang pertama dalam sejarah perhajian.
Lebih lanjut mantan Wakil Ketua KPK ini mengatakan berdasarkan informasi dari Tim Negosiasi rumah didampingi Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, terdapat tawaran dari pemilik hotel "Al-Sofwa Jeddah". Hotel tersebut masih baru selesai dibangun dan memiliki 308 kamar.