REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan sosialisasi dan pembenahan arah kiblat masjid di wilayah itu.
"Setiap tahun, kami paling tidak membenahi sekitar 100 masjid yang arah kiblatnya tidak tepat. Sebab, kegiatan ini dilaksanakan empat tahun ini, sehingga sudah ada 400 masjid yang kami benahi arah kiblatnya," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Gunung Kidul, Nur Abadi, di Gunung Kidul, Kamis.
Nur Abadi mengatakan, untuk melaksanakan salat harus menghadap ke arah kiblat, namun di Kabupaten Gunung Kidul justru banyak masjid yang justru melenceng dari arah kiblat. Berbagai upaya pihak Kementerian Agama untuk mengatasi masalah itu sudah dilakukan, namun banyak mengalami hambatan.
"Terutama takmir masjid yang berusia tua-tua itu, banyak yang tidak sepakat kalau kita benahi arah kiblatnya. Sebab, pembenahan arah kiblat itu berakibat pada berkurangnya luas masjid," kata Nur.
Menurut dia, melencengnya arah kiblat ini disebabkan ketika membangun tidak berpedoman arah kiblat yang benar, diantaranya dengan Kompas atau penunjuk kiblat yang lain.
"Tahunya kalau salat itu menghadap ke barat, tanpa mempertimbangkan arah kiblat yang benar. Ini yang banyak terjadi," katanya.
Hanya saja dengan jumlah masjid di Gunung Kidul ada sekitar 1.800, maka masih banyak masjid yang arah kiblatnya tidak benar.
Bagi masjid yang arah kiblatnya sudah dibenahi dan sesuai, maka pihak Kantor Kementerian Agama Gunung Kidul memberikan sertifikat arah kiblat.
"Ini penting untuk membedakan masjid yang sudah benar arah kiblatnya dengan yang belum," katanya.