REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Arie Lukihardianti
Hampir separuh dari 10.080 produk pangan halal di Jabar, proses sertifikasinya distimulus oleh Pemprov Jabar.
BANDUNG –– Banyaknya produk dan bahan baku pangan di pasaran yang diragukan kehalalannya, sering membuat masyarakat Jabar cemas.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong daya saing produk industri pangan melalui beragam fasilitas. Salah satunya, melalui bantuan layanan sertifikasi halal.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Pemprov Jabar akan terus menyosialisasikan sertifikasi halal pada para pelaku usaha. Agar, mereka memiliki kesadaran untuk menyertifikatkan produknya.
”Halal akan membuat orang tidak ragu untuk membeli dan mencicipi. Nah, sertifikasi halalnya juga sudah kami dorong. Memang harus mentors," ujar Deddy kepada wartawan, belum lama ini.
Menurut Deddy Mizwar, hingga saat ini tercatat sebanyak 7.037 unit sertifikasi halal yang telah dikeluarkan melalui pendanaan pemerintah sejak 2005.
Namun, Pemprov Jabar akan terus meningkatkan pengawasan terkait peredaran produk. Menurut Deddy, langkah ini dilakukan untuk melindungi konsumen. Karena, hingga saat ini masih banyak produk yang tidak jelas informasi kandungannya.
Dalam menemukan keberadaan produk yang belum tersertifikasi itu, papar Deddy, tentu membutuhkan keterlibatan seluruh pihak. Menurut dia, masyarakat pun berhak melaporkan produk yang memang ditengarai kehalalannya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arief menambahkan, Pemprov Jabar terus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melakukan sertifikasi halal untuk produk olahannya.
Sertifikasi halal, kata dia, sangat penting untuk digunakan sebagai nilai tambah persaingan produk. Terlebih lagi, pada 2015 Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). Dengan berlakunya AEC, arus barang dari luar negeri akan dengan mudah masuk ke Indonesia.