REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Dusun Puncak merupakan dusun tertinggi di Desa Argosari ketimbang tiga dusun lainnya; Gedok, Pusung Duwur dan Bakalan. Wajar saja jika hawanya lebih menusuk. Selain itu, medannya juga menantang; terjal, licin dan menanjak.
Di tempat ini, jika menjelang siang kabut tebal turun. Tak pelak, sejauh mata memandang hanya kabut putih yang terlihat. Jarak pandang pun hanya sekitar 15 meter sehingga harus berhati-hati. Sebab, jika tidak, bisa jatuh ke pematang sawah yang cukup curam. Sementara, untuk menempuh tiga dusun lainnya, butuh waktu sekitar satu sampai dua jam.
Menurut sumber, warga desa Argosari dulunya mayoritas Muslim. Fakta itu dengan adanya peninggalan sejumlah mushola. Namun, lantaran ditinggal da’i, Islam kemudian perlahan redup hingga lambat laun mati. Sebagai gantinya, mereka memeluk Hindu. Keadaan itu membuat Ali prihatin. Jiwa dakwahnya bangkit. Hatinya tergerak untuk menyadarkan masyarakat kembali pada jalan yang benar, Islam. Ali pun mengepakkan sayap dakwahnya. Dia melakukan pendekatan pada masyarakat sambil mengenalkan Islam kembali. Alhamdulillah, berkat hidayah dari Allah, kini sekitar 80 persen masyarakat telah kembali memeluk Islam.
Namun, hasil itu tidak serta merta didapat. Ali membutuhkan waktu sekitar 22 tahun silam. Tanpa kendaraan dan hanya berjalan kaki. Padahal, jaraknya sangat jauh, kelok-kelok, dan mendaki. Kadang melalui jalan terjal yang ditutupi awan tebal. Karena itu terkadang harus pelan. Risikonya perjalanan memakan tempo lama, bisa tiga sampai empat jam. Objek dakwah Ali adalah mayoritas Hindu. Dia pun harus menggunakan cara yang jitu. Dia memiliki tiga cara yang dia sebut 3 K: Kelihatan, kenal dan kena. Untuk memperakrab, Ali selalu menyapa orang yang dijumpai.
Lambat laun, usaha Ali menuai hasil. Keramahannya itu mengundang simpati masyarakat. Mereka mulai penasaran pada agama yang dibawa Ali dan mulai banyak bertanya soal Islam. Meski begitu, Ali sangat berhati-hati dalam menjawab. Aplagi untuk soal yang sensitif, seperti neraka, surga, halal dan haram.
“Jangan sampai mereka takut duluan dan lari. Padahal, Islam belum dikenalkan secara baik,” ujarnya.
Cara itu cukup jitu. Satu persatu tertarik dan memeluk Islam. Alasanya macam-macam. Tapi, yang paling menarik adalah soal kebersihan dan kesehatan. Seperti kebersihan kala masuk masjid.