REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Baru dua PTAIN yang siap menerima para difabel dengan segala kebutuhannya.
Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang sudah menyandang status sebagai perguruan tinggi inklusi ini sejak lama, ingin menegaskan penyandang cacat mendapat kesempatan yang sama dengan calon mahasiswa normal.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya Pusat Studi Layanan Difabel (PSDL) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Direktur PSLD Ro'fah Fahma mengungkapkan, UIN Jogja telah berkomitmen menjadi kampus yang peduli pada kaum difabel.
Ini ditunjukkan UIN Jogja dengan menerima cukup banyak mahasiswa difabel di antara semua PTAIN di Indonesia dan perguruan tinggi negeri lain.
Pihaknya telah menyediakan fasilitas yang cukup baik bagi para mahasiswa difabel, termasuk kebijakan yang mempermudah aksesibilitas fisik dan nonfisik.
Pelaksanaan perkuliahan dalam kelas juga diselenggarakan dengan ramah difabel serta mendesain pembelajaran inklusi yang sensitif difabel.
"Data yang ada saat ini, sekitar 40 orang mahasiswa difabel diterima berkuliah di UIN Jogja. Semua kemudahan kebijakan ini dilakukan untuk meneguhkan UIN Sunan Kalijaga sebagai kampus Inklusi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pada 2012 salah satu alumnus UIN Sunan Kalijaga penyandang tunanetra terpilih untuk menerima beasiswa penuh dari IDPP dan kini tengah menempuh S-2 Master's in Comparative and International Disability Policy.
Dan pada 2013, satu lulusan difabel UIN Jogja sedang mengikuti tahap seleksi untuk menyusul seniornya menjadi satu dari 15 orang difabel terpilih di Asia Tenggara.
Ro'fah juga menambahkan, selain kerja sama untuk meningkatkan pendidikan bagi para difabel, pihaknya juga melaksanakan penelitian-penelitian dalam bidang disabilitas. Ia pun telah bekerja sama dengan beberapa PTAIN di seluruh Indonesia.
Ia berharap ke depan kesempatan pendidikan bagi penyandang cacat untuk berkuliah di PTAIN semakin besar. Selain itu, diskriminasi bagi para calon mahasiswa difabel tidak terjadi.